Tautan-tautan Akses

Suka Duka Perayaan Minggu Palma di Berbagai Belahan Dunia


Ribuan umat Kristiani berjalan dalam prosesi "Minggu Palma" di Bukit Zaitun di Yerusalem timur, Minggu, 24 Maret 2024.
Ribuan umat Kristiani berjalan dalam prosesi "Minggu Palma" di Bukit Zaitun di Yerusalem timur, Minggu, 24 Maret 2024.

Dari Yerusalem hingga Filipina, umat Kristen di berbagai negara merayakan hari suci Minggu Palma di tengah gejolak perang dan krisis kemanusiaan. Sementara itu, pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, terpaksa melewatkan beberapa prosesi karena kondisi kesehatannya yang menurun.

Minggu Palma menandai kembalinya Yesus Kristus ke Yerusalem yang disambut gembira oleh para pengikutnya dengan melambaikan daun-daun palem, tepat seminggu sebelum ia disalib. Perayaan Minggu Palma merupakan pembuka rangkaian Pekan Suci Paskah, hari terpenting dalam kalender liturgi Kristen.

Di Yerusalem, ribuan umat Kristen merayakan Minggu Palma di Bukit Zaitun pada hari pertama Pekan Suci, di tengah konflik yang terjadi di wilayah Palestina. Para jemaat membawa daun palem dan berjalan bersama dari puncak Bukit Zaitun menuju Kota Tua Yerusalem.

Nabilla, salah seorang biarawati di Yerusalem, mengatakan, “Kami tidak merasakan kebahagiaan dalam perayaan ini. Kami tampak bahagia karena kami memiliki pohon palem, tetapi kami tidak merasakan sukacita karena kami semua mengalami hal yang sama, kami semua menghadapi kesulitan yang sama, dan perang yang sama. Kami berharap tahun depan akan menjadi tahun yang lebih baik, tahun perdamaian bagi Palestina, di setiap sudut Palestina.”

Bagi sebagian yang merayakan, konflik yang terjadi tampaknya tidak terlalu berpengaruh pada prosesi tersebut.

“Saya sangat senang, ini adalah pertama kalinya saya ke Yerusalem. Meskipun ada perang, saya tidak merasakan ada ketegangan sama sekali,” ujar David Manini pengunjung asal Italia.

Suka Duka Perayaan Minggu Palma di Berbagai Belahan Dunia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:47 0:00

Sementara itu, umat Kristen di Irak menyusuri jalanan kota Al-Hamdaniya, Irak utara, sambil melambaikan daun palem pada Minggu Palma.

Al-Hamdaniya adalah salah satu kota Kristen terpenting di Irak. Keberagaman komunitas pemeluk Kristen Irak di sana dibinasakan pertama kalinya oleh kelompok Al-Qaeda yang muncul pada awal 2000-an, dan kemudian oleh ISIS, kelompok ekstremis yang mempersekusi umat Kristen dan agama serta sekte minoritas lainnya pada tahun 2014-2017.

Komunitas Kristen di al-Hamdaniya sulit untuk bangkit sejak kekalahan ISIS di negara itu pada tahun 2017, akibat tingginya angka pengangguran dan sulitnya kembali ke daerah-daerah Kristen bersejarah karena beberapa di antaranya masih dikuasai oleh kelompok-kelompok militan bersenjata.

Di Filipina, ratusan umat menghadiri misa pagi di sebuah gereja di Kota Antipolo, sebelah timur Manila, sambil melambaikan daun palem mereka sebagai tanda penghormatan dan peringatan terhadap Yesus Kristus. Daun palem yang telah diberkati kemudian diletakkan di luar rumah mereka dengan harapan dapat mengusir roh-roh jahat.

“Hampir setiap hari kami berdoa untuk perdamaian dunia, terutama di daerah perang dan daerah konflik lainnya. Doa dan pengorbanan kami adalah demi terwujudnya perdamaian,” kata Pastor Paroki Reynnante Tolentino.

Jumlah populasi umat Katolik Roma di Filipina mencapai sekitar 80% dari 110 juta penduduknya. Filipina merupakan satu-satunya negara di Asia yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.

Kondisi Kesehatan Menurun, Paus Fransiskus Absen Homili

Pejabat Vatikan memperkirakan sekitar 25.000 orang menghadiri misa di sana, yang digelar pada musim semi yang cerah dan sejuk.

Paus Fransiskus memutuskan untuk tidak menyampaikan homilinya pada misa Minggu Palma di Lapangan Santo Petrus, demi menghindari kelelahan selama khotbah di awal Pekan Suci, yang berpotensi membuat kesehatannya semakin memburuk.

Karena lututnya yang sakit dan gangguan pernapasan berkepanjangan, Paus Fransiskus juga tidak ikut serta dalam prosesi di mana para kardinalnya mengelilingi Obelisk di Lapangan Santo Petrus pada awal misa. Sebagai gantinya, paus berusia 87 tahun itu memberkati daun palem dan ranting zaitun yang dibawa oleh umat dari altar Basilika.

Namun, Paus Fransiskus menyampaikan khotbah yang lebih panjang pada akhir misa. Ia mendoakan keluarga-keluarga korban tewas dalam serangan teroris di sebuah gedung konser di pinggiran kota Moskow, Rusia. Paus juga menghantarkan doa bagi “para martir Ukraina” dan warga Gaza.

“Saya panjatkan doa bagi para korban serangan teroris keji yang terjadi semalam di Moskow. Semoga Tuhan menyambut mereka dalam damai sejahtera-Nya dan menghibur keluarga mereka, serta membalikkan hati orang-orang yang melindungi, mengorganisir, dan melakukan aksi tidak berperikemanusiaan yang menentang perintah untuk jangan membunuh,” ucap Paus Fransiskus. [br]

Forum

XS
SM
MD
LG