Tautan-tautan Akses

Suhu Lebih Dingin Bantu Kendalikan Kebakaran Hutan Australia


Layar-layar Gedung Opera Sydney menampilkan gambar-gambar yang memberi dukungan pada masyarakat yang terdampak kebakaran lahan dan mengucapkan terima kasih kepada para anggota dinas pemadam kebakaran, 11 Januari 2020.
Layar-layar Gedung Opera Sydney menampilkan gambar-gambar yang memberi dukungan pada masyarakat yang terdampak kebakaran lahan dan mengucapkan terima kasih kepada para anggota dinas pemadam kebakaran, 11 Januari 2020.

Kebakaran hutan di Australia semakin terkendali berkat suhu lebih dingin dan angin yang tak terlalu kencang dan stabil, menurut para pejabat dinas kebakaran.

Tim-tim dekat kota Bodalla di New South Wales, negara bagian yang paling terkena dampak kebakaran hutan berminggu-minggu, mengatakan pada Minggu (12/1) bahwa mereka berhasil mengubah strategi dari "bertahan" menjadi "menyerang," dan berupaya memastikan agar kebakaran tidak mencapai jalan raya utama, kata laporan Associated Press.

Kebakaran Gospers Mountain di barat laut Sydney, yang telah terbakar sejak Oktober, akhirnya terkendali pada Minggu (12/1/2020) berkat hujan intensitas ringan, kata laporan harian Sydney Morning Herald.

Pada Minggu malam, 111 kebakaran masih membara di seluruh negara bagian New South Wales. Empat puluh di antaranya masih tak terkendali, menurut Dinas Kebakaran NSW.

Dale McLean dari Dinas Kebakaran NSW mengatakan, "Dengan cuaca yang berubah sekarang, suhu mereda, kebakaran juga mereda. Perilaku api sudah berubah sehingga kami bisa berada di depan api dan melakukan serangan (untuk mengontrol kebakaran). Kami bersiap melakukan strategi "backburning" (melawan api dengan api). Dalam dua hari terakhir kami berhasil melakukan "backburning" yang memberi kami kontrol atas area khusus dari kebakaran ini . Itulah yang akan kami lakukan dalam beberapa hari ke depan selagi cuaca mendukung."

Sejak September, sedikitnya 27 orang tewas dalam kebakaran hutan Australia. Lebih dari 10 juta hektar lahan -- luasnya lebih besar dari Portugal -- telah terbakar.

Asap pekat menyelimuti berbagai kota -- bahkan kota-kota yang berjarak ratusan kilometer dari titik kebakaran hutan.

Ibukota, Canberra, sempat dilanda kabut asap dan kualitas udara yang sangat buruk, meski keadaan sekarang sudah membaik.

Aktivis Saur Marlina Manurung, yang 10 tahun belakangan banyak menghabiskan waktu di Canberra, mengatakan kepada VOA bahwa indeks kualitas udara di Canberra pernah mencapai angka 7.000 pada awal Januari, tingkat yang berbahaya. Indeks kualitas udara dianggap "bagus" pada kisaran antara 0 dan 50.

"Iya yang terparah sekali, benar. Aku nggak pernah bisa menciup asap dari Canberra ini sepanjang 10 tahun di sini gitu. Karena aku biasanya spend Natal memang selalu di sini ya di musim-musim kebakaran itu gitu. Nggak pernah kita merasakan asap sampai ke Cannberra, baru tahun ini," ujarnya.

Hari Selasa pagi (14/1), indeks kualitas udara di Canberra dianggap "bagus" di angka 56. Namun indeks kualitas udara di Melbourne termasuk "berbahaya" pada tingkat 406.

Protes-protes perubahan iklim telah diadakan di Australia oleh ribuan demonstran yang kritik terhadap cara pemerintah menangani krisis kebakaran hutan. Sebuah demonstrasi di Sydney Sabtu (11/1) dilaporkan menarik 30.000 orang.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison dikritik habis-habisan atas caranya menangani kebakaran hutan, salah satunya karena meremehkan peran perubahan iklim dalam kebakaran hutan yang menghancurkan itu.

Morrison sebelumnya pernah membela kebijakan-kebijakan energi dan iklimnya, menyebutnya cukup dan bertanggung jawab. Tapi Minggu (12/1) mengatakan pemerintahannya berupaya menciptakan program jangka panjang yang dirancang untuk mengurangi risiko bencana alam "yang disebabkan perubahan iklim," kata laporan Associated Press. (vm/jm)

XS
SM
MD
LG