Tautan-tautan Akses

Studi Picu Perdebatan Terkait PestisidaTerlarang


Seekor kumbang terbang dekat sekuntum bunga matahari di ladang dekat Frankfurt, Jerman hari Selasa, 30 Agustus 2016 (foto: AP Photo/Michael Probst)
Seekor kumbang terbang dekat sekuntum bunga matahari di ladang dekat Frankfurt, Jerman hari Selasa, 30 Agustus 2016 (foto: AP Photo/Michael Probst)

Akibat hasil yang tidak konsisten dari dua studi yang mempelajari bagaimana lebah terpengaruh oleh sekelompok pestisida yang dilarang di Eropa memberikan hasil yang tidak konsisten sebagaimana diumumkan pada hari Kamis memicu kegaduhan tentang keamanan neonicotinoids.

Dua studi utama yang mempelajari bagaimana lebah terpengaruh oleh sekelompok pestisida yang dilarang di Eropa memberikan hasil yang tidak konsisten sebagaimana diumumkan pada hari Kamis, yang memicu kegaduhan apakah bahan kimia yang disebut neonicotinoids aman.

Studi-studi tersebut, satu diselenggarakan di seluruh negara Eropa dan yang lain di Kanada, menemukan beberapa dampak negatif setelah terpapar neonicotinoids di alam liar dan populasi lebah madu, namun juga ada dampak positifnya, tergantung dari konteks lingkungan.

Ilmuwan yang melakukan penelitian di Eropa – di Inggris, Hungaria, dan Jerman – mengatakan pada para wartawan temuan mereka secara keseluruhan menunjukkan neonicotinoids berbahaya bagi lebah madu dan populasi lebah liar dan menyadi “penyebab keprihatinan.”

Namun para ilmuwan yang mewakili perusahaan-perusahaan yang mendanai studi tersebut – Bayer AG Jerman dan Syngenta AG Swiss – mengatakan hasilnya menunjukkan “dampak yang tidak konsisten.”

Beberapa pakar independen mengatakan temuan-temuan tersebut hasilnya bercampur baur dan tidak konklusif.

Sejak 2014 Uni Eropa melakukan moratorium dalam penggunaan neonicotinoids – yang dibuat dan dijual oleh beragam perusahaan termasuk Bayer dan Syngenta – setelah riset laboratorium menunjukkan beragam potensi risiko bagi lebah, yang memilik peran vital untuk penyerbukan tanaman.

Namun perusahaan-perusahaan produsen bahan kimia menyatakan bukti dunia nyata menunjukkan merosotnya populasi lebah pada tahun-tahun belakangan ini tidak bisa hanya disalahkan pada neonicotinoid saja. Mereka berargumen ini adalah fenomena yang kompleks yang disebabkan oleh beragam faktor.

Seorang juru bicara untuk pemantau keamanan pangan Uni Eropa, EFSA, mengatakan lembaga tersebut dalam proses untuk meninjau semua studi dan data untuk evaluasi ulang secara menyeluruh terhadap neonicotinoids, yang diharapkan akan dilakukan pada bulan November.

Kajian ilmiah oleh EFSA akan bersifat penting bagi keputusan yang akan diambil oleh Komisi Eropa dalam rangka konsultasi negara-negara Uni Eropa apakah moratorium terhadap neonicotinoid tetap harus tetap diberlakukan.

Dua studi yang dipublikasikan hari Kamis, dalam sebuah jurnal Science yang dikaji oleh sesama rekan sejawat, penting karena mereka adalah studi-studi lapangan yang diperlukan untuk menguji papaparan dunia nyata lebah terhadap pestisida di alam.

Para peneliti yang memimpin studi yang dilakukan di Kanada menyimpulkan bahwa lebah pekerja yang terpapar pada neonicotinoids – yang mereka katakan acapkali berasal dari serbuk sari yang terkontaminasi dari tanaman-tanaman sekitar, bukan dari tanaman-tanaman yang mendapatkan perlakuan – memiliki tingkat harapan hidup yang lebih rendah dan koloninya lebih mungkin akan menderita dari hilangnya ratu lebah.

Terkait dengan berbagai temuan oleh studi yang diselenggarakan di Eropa, para peneliti tersebut menyatakan pada sebuah briefing di London bahwa tanaman yang terpapar pada neonicotinoid membahayakan koloni lebah di dua dari tiga negara dan mengurangi keberhasilan reproduksi lebah-lebah liar di ketiga negara tersebut.

Namun mereka mencatat, hasil di Jerman menunjukkan dampak positif pada lebah yang terpapar neonicotinoids, meskipun mereka mengatakan sifatnya hanya sementara dan alasan dibaliknya masih belum jelas.

“Hal ini mencerminkan kompleksitas dunia nyata,” ujar Richard Pywell, seorang profesor di Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris yang adalah salah satu pemimpin dalam studi ini. “Dalam keadaan-keadaan tertentu, anda mungkin akan mendapatkan dampak positif … dan pada keadaan-keadaan lainnya and mungkin akan menemukan dampak negatif.”

Namun, secara keseluruhan, ia mengatakan: “Kami menunjukkan dampak negatif yang signifikan pada tahapan-tahapan siklus kehidupan lebah yang penting, yang menyebabkan timbulnya keprihatinan.”

Beberapa spesialis yang tidak terlibat langsung dalam studi ini yang diminta untuk mengkaji temuan-temuan ini mengatakan hasilnya bercampur aduk.

Rob Smith, seorang profesor di the University of Huddersfield Inggris, mengatkan hasilnya “penting untuk menunjukkan adanya dampak yang dapat dideteksi dari perlakuan neonicotinoid pada lebah madu di dunia nyata,” seraya menambahkan: “Dampak-dampak yang ditimbulkan bersifat tidak konsisten.”

Lynn Dicks dari the University of East Anglia mengatkan temuan-temuan tersebut “mengilustrasikan kompleksitas ilmu lingkungan hidup.”

“Seandainya ada dampak yang sangat serius dari neonicotinoids pada lebah, pada keadaan apapun juga mereka digunakan, dampak-dampak tersebut akan muncul di kedua studi ini,” ujarnya.

Norman Carreck, seorang pakar serangga di Sussex University Inggris, mengatakan: “Kendati ini menambah pengetahuan kita, studi ini lebih banyak menimbulkan pertanyaan ketimbang menjawab pertanyaan.” [ww]

XS
SM
MD
LG