Tautan-tautan Akses

Studi Kongres AS: Perlindungan HAM di China Menurun sejak Presiden Xi Berkuasa


Para mahasiswa Muslim Uighur dalam ruang kuliah di Xinjiang College (foto: ilustrasi). Menurut laporan studi Kongres AS, pemerintah China melakukan penahanan massal semena-mena terhadap warga Uighur dan minoritas etnis Muslim lainnya.
Para mahasiswa Muslim Uighur dalam ruang kuliah di Xinjiang College (foto: ilustrasi). Menurut laporan studi Kongres AS, pemerintah China melakukan penahanan massal semena-mena terhadap warga Uighur dan minoritas etnis Muslim lainnya.

Sebuah studi Kongres AS menyimpulkan hari Rabu (10/10), perlindungan hak asasi manusia di China telah menurun ditinjau dari setiap tolok ukur yang ada, sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012.

Laporan oleh Komisi Eksekutif Kongres sebuah badan bipartisan yang mengamati China, menuduh Beijing melakukan penindasan terhadap minoritas etnis yang "belum pernah terjadi sebelumnya" dan mengatakan, pelanggaran itu" bisa digolongkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan."

Para pemimpin komisi itu, Senator Florida, Marco Rubio dan anggota kongres New Jersey, Chris Smith mengatakan dalam rangkuman laporan itu, "Yang menjadi keprihatinan khusus adalah penahanan massal semena-mena terhadap satu juta atau lebih warga Uighur dan minoritas etnis Muslim lainnya di dalam kamp-kamp “pendidikan politik” China barat".

Kedua anggota kongres itu berpendapat, Partai Komunis "tanpa ragu terus berupaya mempertahankan monopolinya atas kekuatan politik domestik melalui penindasan, pengawasan, indoktrinasi dan kebrutalan yang didukung negara."

Rubio dan Smith menambahkan, "Kami melihat China yang semakin agresif, berusaha memainkan peran penting di dunia, dan dalam upaya tersebut, hendak membentuk norma-norma global baru pada pembangunan, perdagangan, internet, dan bahkan hak asasi manusia. Sementara, watak otoriter yang mendasari sistem politik China tidak berubah." (ps/jm)

Recommended

XS
SM
MD
LG