Tautan-tautan Akses

Studi: 60% Orang Dewasa, termasuk Indonesia, akan Alami Obesitas pada 2050


Seorang pemain beraksi dalam pertandingan liga "Futbol de Peso," liga sepak bola bagi pria gemuk yang bertujuan meningkatkan kesehatan melalui olahraga dan konseling gizi, di San Nicolas de los Garza, Meksiko, 16 September 2017. (Foto: Reuters)
Seorang pemain beraksi dalam pertandingan liga "Futbol de Peso," liga sepak bola bagi pria gemuk yang bertujuan meningkatkan kesehatan melalui olahraga dan konseling gizi, di San Nicolas de los Garza, Meksiko, 16 September 2017. (Foto: Reuters)

Jumlah orang yang kelebihan berat badan atau obesitas di seluruh dunia meningkat dari 929 juta pada 1990 menjadi 2,6 miliar pada 2021, menurut penelitian tersebut.

Sebuah studi besar yang dirilis pada Selasa (4/3) mengungkapkan bahwa hampir 60 persen orang dewasa dan sepertiga anak di dunia berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada 2050. Nama Indonesia muncul sebagai salah satu negara yang penduduk usia dewasanya berpotensi mengalami obesitas. Namun, risiko itu dapat dicegah jika pemerintah mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis Lancet menggunakan data dari 204 negara untuk menunjukkan gambaran mengkhawatirkan mengenai masalah ini. Studi itu menyebut obesitas sebagai salah satu tantangan kesehatan utama di abad ini.

Penulis utama dalam studi itu, Emmanuela Gakidou dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat, menyatakan bahwa epidemi global kelebihan berat badan dan obesitas yang belum pernah terjadi sebelumnya merupakan sebuah tragedi besar. Ia juga menekankan bahwa kondisi itu merupakan mencerminkan kegagalan monumental dalam masyarakat.

Dua perempuan kelebihan berat badan di New York. Sebuah studi baru memperkirakan bahwa setengah dari seluruh warga Amerika akan mengalami obesitas pada 2030. (Foto: AP)
Dua perempuan kelebihan berat badan di New York. Sebuah studi baru memperkirakan bahwa setengah dari seluruh warga Amerika akan mengalami obesitas pada 2030. (Foto: AP)

Jumlah orang yang kelebihan berat badan atau obesitas di seluruh dunia meningkat dari 929 juta pada 1990 menjadi 2,6 miliar pada 2021, menurut penelitian tersebut.

Tanpa perubahan yang serius, para peneliti memperkirakan bahwa 3,8 miliar orang dewasa akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dalam 15 tahun atau sekitar 60 persen dari populasi orang dewasa dunia pada 2050.

Para peneliti memperingatkan bahwa sistem kesehatan global akan menghadapi tekanan yang luar biasa. Pada saat itu, sekitar seperempat penderita obesitas di dunia diperkirakan berusia di atas 65 tahun.

Para peneliti juga memproyeksikan bahwa obesitas di kalangan anak-anak dan remaja di seluruh dunia akan meningkat sebesar 121 persen.

Para peneliti memperingatkan bahwa pada 2050, sepertiga dari anak muda yang mengalami obesitas itu tinggal di dua wilayah utama: Afrika Utara dan Timur Tengah, serta Amerika Latin dan Karibia.

Namun, belum terlambat untuk bertindak, kata rekan penulis studi Jessica Kerr dari Murdoch Children's Research Institute di Australia.

"Komitmen politik yang jauh lebih kuat diperlukan untuk mengubah pola makan dalam sistem pangan global yang berkelanjutan," ujarnya.

"Komitmen itu juga diperlukan untuk strategi yang meningkatkan gizi, aktivitas fisik, dan lingkungan hidup masyarakat, baik itu terlalu banyak makanan olahan atau tidak cukup taman," kata Kerr.

Pasien yang dirawat akibat obesitas di RS Tianjin, China. Dokter kadang merekomendasikan bedah untuk menurunkan berat badan.
Pasien yang dirawat akibat obesitas di RS Tianjin, China. Dokter kadang merekomendasikan bedah untuk menurunkan berat badan.

Lebih dari separuh orang dewasa di dunia yang kelebihan berat badan atau obesitas itu tinggal di delapan negara, yaitu China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, Meksiko, Indonesia, dan Mesir, menurut penelitian itu.

"Meskipun pola makan yang buruk dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak jelas menjadi pendorong epidemi obesitas, masih ada keraguan tentang penyebab yang mendasarinya," kata Thorkild Sorensen, seorang peneliti di University of Copenhagen yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

"Misalnya, kelompok yang kurang mampu secara sosial memiliki kecenderungan yang konsisten dan tidak dapat dijelaskan terhadap obesitas," katanya dalam komentar terkait yang dipublikasikan di The Lancet.

Penelitian itu dilakukan berdasarkan data dari studi Beban Penyakit Global oleh IHME, yang melibatkan ribuan peneliti di seluruh dunia dan didanai oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates. [ah/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG