PBB, pada Senin (10/2), menangguhkan operasi kemanusiaan di kubu Houthi Yaman setelah kelompok pemberontak itu menahan delapan lagi staf PBB. Penangguhan tersebut memengaruhi respons global terhadap salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Dalam pernyataannya, PBB mengatakan keputusan "luar biasa" untuk menghentikan semua operasi dan program di provinsi Saada, Yaman utara, terjadi karena kurangnya kondisi dan jaminan keamanan yang diperlukan.
Pemberontak Houthi dalam beberapa bulan terakhir telah menahan puluhan staf PBB dan juga orang-orang yang terkait kelompok bantuan, masyarakat sipil, dan Kedutaan Besar AS yang pernah dibuka di Sanaa, ibu kota Yaman. Belum ada satu pun staf PBB yang dibebaskan.
Juru bicara Houthi tidak segera menanggapi pesan yang meminta komentar.
Pernyataan PBB mengatakan bahwa jeda operasi dimaksudkan untuk memberi waktu bagi Houthi dan badan dunia itu untuk "mengatur pembebasan personel PBB yang ditahan secara sewenang-wenang dan memastikan bahwa kondisi yang diperlukan tersedia untuk memberikan dukungan kemanusiaan yang penting" di wilayah yang dikuasai pemberontak.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa staf PBB yang terakhir ditahan — ditangkap akhir bulan lalu — mencakup enam orang yang bekerja di Saada, perbatasan utara Yaman dengan Arab Saudi.
Tujuh badan PBB beroperasi di Saada, termasuk Program Pangan Dunia (WFP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan UNICEF, bersama beberapa organisasi bantuan internasional, menurut badan kemanusiaan PBB.
PBB akhir bulan lalu menangguhkan semua perjalanan ke wilayah yang dikuasai Houthi.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk pejuang dan warga sipil. Kelompok Houthi yang didukung Iran telah memerangi pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang didukung koalisi yang dipimpin Arab Saudi, sejak 2014, ketika mereka turun dari kubu mereka di Saada dan menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah utara.
PBB memproyeksikan bahwa lebih dari 19 juta orang di seluruh Yaman akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini karena banyak yang terimbas bencana terkait iklim, kekurangan gizi, kolera, dan dampak ekonomi perang. [ka/ns]
Forum