Tautan-tautan Akses

Sekitar 10 Ribu Orang Hadiri Demonstrasi Anti-Trump di Brussels


Para pengunjuk rasa mengenakan kostum ala Patung Liberty berbaris di bawah bendera AS, saat melakukan aksi demo di pusat kota Brussel, Rabu, 24 Mei 2017, menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump dan KTT NATO yang akan berlangsung pada hari Kamis, 25 Mei 2017, hari ini. (AP Photo / Peter Dejong)
Para pengunjuk rasa mengenakan kostum ala Patung Liberty berbaris di bawah bendera AS, saat melakukan aksi demo di pusat kota Brussel, Rabu, 24 Mei 2017, menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump dan KTT NATO yang akan berlangsung pada hari Kamis, 25 Mei 2017, hari ini. (AP Photo / Peter Dejong)

Ribuan orang memprotes kehadiran Presiden AS Donald Trump di Brussels, Belgia, Rabu. Trump tiba di Brussels untuk menghadiri KTT NATO.

Sekitar 10 ribu warga Belgia berkumpul Rabu sore (24/5) untuk memprotes kunjungan Presiden AS Donald Trump yang sedang dalam lawatan pertamanya sebagai pemimpin negara ke Eropa. Sejumlah aktivis menyampaikan pidato dan tak lama kemudian, para demonstran berpawai menembus pusat kota. Para demonstran itu berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga pensiunan, mulai dari aktivis organisasi hingga warga negara biasa.

Koert Penne dari Flanders sengaja datang ke Brussels. Ia mengatakan, ia mengkhawatirkan perubahan sikap Amerika Serikat terhadap kesepakatan iklim Paris tahun 2015 untuk menangani pemanasan global yang ditandatangani hampir 200 negara.

“Presiden Amerika sebelumnya melakukan usaha besar untuk mendukung kesepakatan itu. Tapi sekarang ada perubahan besar. Sebuah kemunduran, dan sangat disayangkan,” kata Koert Penne.

Brussels adalah kota internasional karena di kota tersebut ada markas-markas besar Uni Eropa, NATO dan sejumlah organisasi internasional lainnya. Tak mengherankan bila demonstrasi itu diikuti warga Belgia dengan berbagai latar belakang kewarganegaraan. Corally Tapia dari Meksiko, seorang demonstran, mengatakan, “Saya berdemonstrasi karena saya perempuan, karena saya orang Meksiko dan karena saya gay. Ini adalah hal-hal yang ditentang Trump. Jadi itulah alasan mengapa saya di sini.”

Demonstrasi yang diberi nama “Trump Not Welcome” atau “Trump Tidak Diterima” ini digagaskan empat pelajar yang transpirasi demonstrasi 21 Januari lalu di Washington DC yang disebut Women’s March, yang dilangsungkan tidak lama setelah Trump dilantik.

Natalie Eggermont adalah satu di antara mereka. Mahasiswa kedokteran ini telah menjadi aktivis selama bertahun-tahun. Ia mengatakan ribuan warga dan 70 organisasi masyarakat madani menyatakan tertarik setelah ia dan teman-temannya menyampaikan himbauan untuk melangsungkan demonstrasi itu di internet.

“Kami ingin mengirim pesan ke Trump dan pemerintahannya bahwa kebijakannya tidak diterima di Belgia, di Brussels, di Eropa. Jadi kami ingin mengirim pesan kuat ke para pemimpin kami, di Belgia dan di Eropa, untuk tidak mengikuti apa yang dilakukan Trump, untuk tidak mengikuti jejak Trump, jangan mempraktikkannya di sini,” kata Natalie.

Seperti banyak demonstran lainnya, Eggermont mengenakan topi berwarna Pink yang menjadi simbol gerakan global yang ditujukkan untuk mendukung hak-hak perempuan. Magda de Meyer, presiden Dewan Perempuan Belgia, juga mengenakan topi Pink dan berpidato dalam demonstrasi itu.

“Salah satu hal pertama yang dilakukan Trump adalah memangkas dana untuk LSM-LSM yang sedang sibuk menangani keluarga berencana, aborsi yang aman dan lain-lain. Ini benar-benar sangat buruk bagi perempuan. Ini berat, sekali lagi, ribuan perempuan akan meninggal karena melahirkan,” kata Magda de Meyer.

Trump akan bertemu para pemimpin Eropa pada KTT NATO di Brussels, Kamis, dan para pemimpin G7 di Italia, Jumat. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG