Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy hari Rabu (11/10) tampaknya bersiap-siap untuk menangguhkan status semi otonom Catalonia, daerah timur laut negara itu yang bergolak, dan menutup parlemennya dalam sebuah langkah yang berisiko memicu kerusuhan, memperdalam krisis politik terburuk Spanyol sejak kudeta yang gagal empat dekade lalu.
Pemimpin Spanyol tersebut, yang memimpin pemerintahan nasional kanan tengah, meminta separatis Catalan untuk menjelaskan pengumuman hari Selasa (10/10) bahwa mereka punya hak untuk mendeklarasikan sebuah negara yang merdeka, namun menangguhkan pelaksanaannya, seraya menunggu negosiasi dengan Madrid.
Dalam pidato di televisi, Rajoy secara resmi menuntut pemimpin Catalan, Carles Puigdemont, untuk menjelaskan apakah dia mendeklarasikan kemerdekaan karena hal itu diperlukan sebelum pemerintah Spanyol dapat memutuskan langkah-langkah apa yang harus diambil.
Dalam apa yang dilihat sebagai ancaman terselubung, Rajoy mengatakan kejelasan diperlukan agar dia bisa menggunakan wewenangnya untuk mencabut status semi-otonom Catalonia dan mulai memerintah wilayah tersebut secara langsung dari Madrid berdasarkan Pasal 155 konstitusi Spanyol. [as/ii]