Tautan-tautan Akses

Spanyol akan Singkirkan Para Pemimpin Catalonia


Para pemimpin Catalonia, dari kiri: Wakil Presiden Oriol Junqueras, Presiden Carles Puigdemont, Ketua parlemen regional Catalan Carme Forcadell, bertepuk tangan dalam aksi protes di Barcelona, Sabtu (21/10).
Para pemimpin Catalonia, dari kiri: Wakil Presiden Oriol Junqueras, Presiden Carles Puigdemont, Ketua parlemen regional Catalan Carme Forcadell, bertepuk tangan dalam aksi protes di Barcelona, Sabtu (21/10).

Pemerintah Spanyol mengatakan Sabtu, pihaknya berencana menggulingkan para pemimpin wilayah timur laut Spanyol yang bergolak itu dan menginginkan pemilihan mendadak dalam waktu enam bulan, yang merupakan bagian dari upaya untuk mencegah kawasan itu memisahkan diri dari Spanyol.

Separatis Catalonia tetap berkeras, dengan mengatakan tidak akan mudah untuk menundukkan mereka, dan mereka mengancam untuk melakukan pembangkangan sipil massal.

Aktivis pro-kemerdekaan turun ke jalan di Barcelona, melakukan protes hari Sabtu, mereka juga menuntut pembebasan dua pemimpin kemerdekaan, yang dijebloskan ke dalam penjara Senin malam oleh Pengadilan Tinggi Spanyol atas tuduhan penghasutan. Pemimpin separatis dan pendukung mereka tidak mau mundur.

Separatis Catalonia berpendapat hasil referendum mereka yang disengketakan awal bulan ini berarti kebebasan lebih besar dari Spanyol, bukan kecil. Namun pemerintah Spanyol hari Sabtu memulai proses hukum untuk membatasi wewenang otonomi Catalonia, dengan mengatakan pemerintah Spanyol akan menyingkirkan para pemimpin Catalonia dan mengambil alih kekuasaan.

Pakar ilmu politik, Joseph Costa mengatakan, "Saya pikir ini akan menjadi pembangkangan sipil. Pihak Catalonia, gerakan kemerdekaan, sangat terfokus untuk menghindari kekerasan apapun."

Pemerintah regional Catalonia mengatakan, referendum 1 Oktober, yang dianggap ilegal oleh Spanyol, telah memberi mereka mandat untuk melepaskan diri dari Spanyol, namun segera menghentikan upaya pemisahan itu sehingga mungkin akan dilakukan perundingan dengan Spanyol.

Kabinet Spanyol bertemu dalam rapat darurat Sabtu di Madrid dan memulai sebuah proses untuk membatasi wewenang otonomi Catalonia. Mereka ingin menggulingkan para pemimpin regional dan mengadakan pemilihan umum dalam waktu enam bulan. Tetapi para aktivis yang berkumpul Sabtu malam, tetap menantang.

Catalonia sendiri terpecah, seperti terlihat dari bendera-bendera yang dipasang orang di balkon mereka.

Gitta, seorang penduduk setempat mengatakan, "Saya tahu kami akan kuat kalau bersatu, dan karena masalah ekonomi dan adanya krisis yang kami hadapi selama bertahun-tahun kami harus benar-benar bersatu.”

Senat di Madrid mungkin pekan ini akan melakukan pemungutan suara mengenai rencana pemerintahan langsung oleh Spanyol di Catalonia. Ini adalah kali pertama wewenang otonomi Catalonia dibatasi. Kurang dari separuh warga Catalonia yang jumlahnya 7,5 juta orang memberikan suara, meskipun 90 persen dari yang memberikan suara mendukung kemerdekaan.

Pemimpin kelompok separatis dan juga ahli politik, Tanya Verge mengatakan, "Kalau partai-partai pro-kemerdekaan tetap bersatu, seperti yang mereka ikrarkan, sangat kecil kemungkinan bahwa pemerintah Spanyol akan memiliki kapasitas penegakan hukum di Catalonia."

Konfrontasi antara Catalonia dan Madrid jelas telah memasuki tahap kritis lain, dan yang dipertaruhkan kedua belah pihak semakin besar. Pada hari Sabtu, menanggapi kebijakan Spanyol, pemimpin separatis Carles Puigdemont menuduh pemerintah Spanyol berusaha melakukan kudeta di Barcelona. [ps/ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG