Perdana Menteri Sudan yang digulingkan Abdalla Hamdok, pada Senin (1/11), mengatakan pemulihan kembali pemerintahannya, yang dibubarkan dalam kudeta militer pada minggu lalu, dapat membuka jalan menuju terciptanya solusi di negara itu, demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian informasi Sudan.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa Hamdok, yang menjadi tahanan rumah, berbicara mengenai hal tersebut dalam sebuah pertemuan di rumahnya bersama dengan duta besar Amerika Serikat, Inggris dan Norwegia, demikian menurut kementerian informasi yang tetap loyal pada sang perdana menteri.
Pada 25 Oktober lalu, Jenderal Militer tertinggi di Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, membubarkan kabinet serta Dewan Penguasa gabungan militer dan sipil yang memimpin proses transisi Sudan menuju pemerintahan sipil sepenuhnya setelah pemimpin otoriter Omar al-Bashir digulingkan pada 2019.
Dalam langkah yang dikecam luas oleh masyarakat internasional, Burhan mengumumkan keadaan darurat dan menahan para pemimpin sipil Sudan, termasuk Hamdok dan anggota pemerintahannya.
Hamdok, yang juga merupakan seorang ekonom internasional, kemudian dibebaskan dan secara efektif berada dalam tahanan rumah. [my/jm]