Tautan-tautan Akses

Sikap Ambigu Beijing Terkait Sanksi terhadap Menlu AS Picu Spekulasi di China


Menteri Luar Negeri AS yang baru, Marco Rubio, hadir dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri di Washington, pada 21 Januari 2025. (Foto: Reuters/Elizabeth Frantz)
Menteri Luar Negeri AS yang baru, Marco Rubio, hadir dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri di Washington, pada 21 Januari 2025. (Foto: Reuters/Elizabeth Frantz)

Di Weibo, situs mikroblog China yang mirip dengan X, warganet bertanya-tanya apakah Rubio akan menjadi menteri luar negeri AS pertama yang tidak dapat datang ke China.

Sikap ambigu Beijing tentang apakah akan mencabut sanksi yang sebelumnya dijatuhkan pada Marco Rubio — menteri luar negeri Amerika Serikat yang baru dan tokoh politik yang bersikap agresif terhadap China — telah memicu spekulasi di situs media sosial negara tersebut tentang apakah Rubio akan menjadi diplomat Amerika pertama dalam jabatannya yang tidak dapat mengunjungi China.

Di Baidu, mesin pencari terpopuler di China, pertanyaan di puncak tangga tren topik pada Selasa (21/1) malam adalah, "Apakah China akan mencabut sanksi pada Menteri Luar Negeri AS yang baru?"

Di Weibo, situs mikroblog China yang mirip dengan X, warganet bertanya-tanya apakah Rubio akan menjadi menteri luar negeri AS pertama yang tidak dapat datang ke China.

"Orang ini telah dilarang memasuki China, apalagi mengunjungi China," komentar seorang pengguna Weibo. "Sekarang menjadi pertanyaan bagaimana ia akan dapat berurusan dengan China."

Rubio, anggota Kabinet pertama dari pemerintahan kedua Trump yang dikonfirmasi oleh Senat, dilantik pada Selasa . Ia adalah salah seorang anggota DPR yang paling memiliki sikap keras terhadap China selama 14 tahun menjadi senator.

Rubio mengajukan rancangan undang-undang, membuat pernyataan, dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok HAM yang sangat kritis terhadap catatan HAM China dan pengaruhnya yang kian besar di seluruh dunia. Sebuah artikel media pemerintah China pernah menyebutnya sebagai "salah satu politisi anti-China paling radikal di Amerika."

Pada tahun 2020, dalam kurun waktu satu bulan, Rubio dijatuhi sanksi dua kali oleh pemerintah China.

Sanksi pertama diumumkan pada Juli tahun itu sebagai bagian dari pembalasan atas sanksi pemerintah AS terhadap sebuah departemen pemerintah China dan empat pejabat di Xinjiang terkait dugaan pelanggaran HAM di wilayah tersebut. Sanksi kedua diumumkan pada bulan Agustus setelah Washington menjatuhkan sanksi kepada 11 pejabat China dan Hong Kong.

"Saya tidak ingin menjadi paranoid, tetapi saya mulai berpikir mereka tidak menyukai saya," cuit Rubio dengan nada sarkastis saat itu setelah mengetahui tentang sanksi tersebut.

Selama sidang konfirmasinya minggu lalu, Rubio menegaskan kembali posisinya tentang China, dengan menegaskan bahwa China tetap menjadi "ancaman terbesar" bagi AS di abad ke-21.

"Jika kita tidak mengubah arah, kita akan hidup di dunia di mana banyak hal yang penting bagi kita setiap hari mulai dari keamanan hingga kesehatan kita akan bergantung pada apakah China mengizinkan kita memilikinya atau tidak," katanya selama sidang.

Di dunia internet China yang sangat disensor, sebagian besar komentar tentang pelantikannya bersifat negatif.

Dalam susunan Kabinet yang diusulkan yang mencakup kandidat yang kontroversial, Rubio menonjol sebagai kandidat yang mendapat dukungan bipartisan. Ia menerima 99 suara konfirmasi dengan suara bulat. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG