Tautan-tautan Akses

SETARA Institute: Singkawang, Kota Paling Toleran Se-Indonesia


Para Walikota dari 10 kota paling toleran se-Indonesia bersama Mendagri Tjahjo Kumolo, Ketua SETARA Institute Hendardi dalam acara penghargaan Kota Toleran 2018, di Jakarta, Jumat (7/12) (Foto: VOA/Ghita).
Para Walikota dari 10 kota paling toleran se-Indonesia bersama Mendagri Tjahjo Kumolo, Ketua SETARA Institute Hendardi dalam acara penghargaan Kota Toleran 2018, di Jakarta, Jumat (7/12) (Foto: VOA/Ghita).

Kota Singkawang, Kalimantan Barat dinobatkan menjadi kota di Indonesia yang paling toleran versi SETARA Institute. Bersaing dengan 94 kota lain di Indonesia, Singkawang dinilai sebagai kota yang berhasil mempraktikkan toleransi paling baik.

SETARA Institute menobatkan 10 kota di Indonesia sebagai kota paling toleran. Kota Singkawang, Kalimantan Barat berada di urutan pertama dalam penghargaan ini dengan skor tertinggi 6,513 dari skala penilaian 1-7.

Ketua SETARA Institute Hendardi mengatakan Kota Singkawang dinilai mempunyai beberapa atribut yang mendukung penobatan kota paling toleran se-Indonesia yaitu diantaranya pemerintah kota punya regulasi yang kondusif bagi praktik dan promosi toleransi, baik dalam bentuk perencanaan maupun pelaksanaan, serta di Singkawang sendiri tingkat peristiwa dan tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan rendah atau tidak ada sama sekali

Ia menambahkan, pihaknya melakukan kajian dan indexing Indeks Kota Toleran (IKT) 2018 terhadap 94 kota di Indonesia dalam hal isu promosi dan praktek toleransi yang dilakukan oleh pemerintah kota masing-masing.

Dalam penganugerahan “Kota Toleran 2018,” di Jakarta, hari Jumat (7/12), Hendardi mengatakan tujuan penetapan indeks ini antara lain untuk mempromosikan kota-kota yang dianggap berhasil membangun dan mengembangkan toleransi di wilayahnya masing-masing sehingga dapat memicu bagi kota lainnya untuk bergegas mengikuti, membangun, dan mengembangkan toleransi di wilayahnya.

"Pemerintah sendiri sangat menganggap penting, soal toleransi, karena itu saya kira ini akan menjadi pemicu bagi kota-kota lain untuk saling bersaing di tahun-tahun mendatang. Sebetulnya itu sudah tampak dari 2015, sekalipun ini masih berputar di sekitar kota-kota itu tetapi kalau dibaca dari kota-kota lainnya, sudah ada yang mulai melakukan peningkatan. Tapi mungkin situasi daerah dan sebagainya, 10 kota-kota yang terpilih ini masih paling baik untuk mempertahankan diri, dan kebetulan tidak ada banyak persoalan.

Dalam kesempatan yang sama, Mendagri Tjahjo Kumolo menyambut baik penelitian yang dilakukan oleh SETARA Institute di seluruh kota di Indonesia.

Penghargaan ini, menurut Tjahjo mengingatkan semua pihak bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Dan ini menjadi tantangan bagi setiap kepala daerah yang harus mengimplementasikan berbagai kebijakan di masing-masing daerah dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila.

"Ini tantangan yang terus harus dicermati, kuncinya tadi setiap keputusan politik pembangunan harusnya mengimplementasikan sila-sila dalam pancasila. Menyusun perencanaan dalam program kerja,menyusun perda,mengambil sebuah kebijakan politik sekecil apapun membuat aturan apapun, menggerakkan, menggorganisir masyarakat dimana pun berada kalau kepala daerah itu menjabarkan sila-sila pancasila ,saya yakin ini akan bisa terwujud dengan baik," kata Tjahjo.

Singkawang Senantiasa Kedepankan Keragaman Agama, Etnis dan Budaya dalam Kebijakan Kota

Sementara itu, Wakil Walikota Singkawang Irwan mengatakan penerapan kebijakan di kotanya selama ini memang selalu mengedepankan nilai harmonisasi dalam keberagaman agama, etnis dan budaya. Pemerintah kota Singkawang selalu membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat Singkawang untuk bebas berekpresi menyampaikan pesan toleransi dari mulai kalangan anak-anak hingga orang tua.

Vihara Tri Dharma Bumi Raya di Kota Singkawang di malam hari, 21 Desember 2010. (Foto: Wikipedia/Wibowo Djatmiko)
Vihara Tri Dharma Bumi Raya di Kota Singkawang di malam hari, 21 Desember 2010. (Foto: Wikipedia/Wibowo Djatmiko)

"Sebenarnya bukan perda, tapi perwako karena ada FKUB. Kemudian ada komunitas pemuda lintas agama, bahkan komunitas anak-anak, musik bisa menyampaikan pesan ini, engga harus oleh orang tua. Bahkan anak paud bisa menyampaikan pesan toleransi disana. Artinya dari anak kecil itu mengingatkan kembali pesan ini tidak harus kita yang senior, atau pemerintah, coba diberi ruang seluas-luasnya. Masyarakat ini sebenarnya persoalan di komunikasi dan terus ruang ekspresi kita buka seluas-luasnya. Kita disana lewatnya cenderung ya lewat anak muda ini, lewat musik, pemuda, bukan mengabaikan yang tua, tidak," jelasnya.

Peringkat Kota Paling Toleran

Berikut urutan kota yang meraih peringkat kota paling toleran di Indonesia adalah :

  1. Kota Singkawang (6,513)
  2. Kota Salatiga (6,477)
  3. Pematang Siantar (6,280)
  4. Manado (6.030)
  5. Ambon (5,960)
  6. Bekasi (5,890)
  7. Kupang (5,857)
  8. Tomohon (5,833)
  9. Binjai (5,830)
  10. Surabaya (5,823)

Peringkat Kota Paling Tidak Toleran

Ibu Kota Jakarta termasuk dalam kategori 10 kota dengan skor toleransi terendah di Indonesia. Berikut sepuluh kota dengan peringkat paling tidak toleran :

  1. Sabang (3,757)
  2. Medan (3,710)
  3. Makassar (3,637)
  4. Bogor (3,533)
  5. Depok (3,490)
  6. Padang (3,450)
  7. Cilegon (3,420)
  8. Jakarta (2,880)
  9. Banda Aceh (2,830)
  10. Tanjung Balai (2,817) [gi/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG