Tautan-tautan Akses

Seruan Meningkat bagi Akses Bantuan ke Zona Konflik di Myanmar


Keluarga Rohingnya duduk di depan tempat penampungan sementara mereka di sebuah kamp pengungsi saat pemerintah Myanmar memulai sebuah sensus nasional, di Sittwe, 2 April 2014. (Foto: dok).
Keluarga Rohingnya duduk di depan tempat penampungan sementara mereka di sebuah kamp pengungsi saat pemerintah Myanmar memulai sebuah sensus nasional, di Sittwe, 2 April 2014. (Foto: dok).

Seruan semakin meningkat agar Myanmar mulai memberi akses bagi kelompok-kelompok bantuan di negara bagian Rakhine di Myanmar Utara, lebih dari satu bulan setelah serangan-serangan oleh pemberontak Muslim Rohingya mendorong dimulainya operasi militer yang menyebabkan hampir 500 ribu orang mengungsi ke Bangladesh.

Meskipun sebagian besar Muslim yang tinggal di bagian utara Rakhine telah lari melintasi perbatasan, sejumlah besar lainnya masih bertahan di rumah mereka dan hidup dalam kondisi yang semakin terkucil. Sedikit sekali akses mereka ke pasokan bahan makanan dan kesehatan sementara akhir musim panen semakin dekat.

Pierre Peron, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Myanmar mengatakan bahwa sekarang ini sedang terjadi bencana kemanusiaan di Rakhine Utara.

Staf PBB dan LSM internasional harus memindahkan banyak staf mereka ke daerah-daerah lain di negara bagian itu. Kegiatan yang telah lama berlangsung, seperti bantuan untuk mengatasi malnutrisi dan layanan medis, dikurangi secara dramatis.

Peron mengatakan, sejak kekerasan merebak satu bulan silam, semua aktivitas kemanusiaan penting dihentikan. Karena itu pihaknya menyerukan akses kemanusiaan yang tanpa hambatan ke daerah-daerah itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bantuan kemanusiaan yang mendesak. [uh/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG