Pasukan keamanan Eswatini menggunakan peluru tajam untuk membubarkan perawat-perawat yang melancarkan protes pro-demokrasi, menembak sedikitnya 30 dari mereka, kata serikat pekerja perawat, Kamis.
Protes terjadi Rabu (20/10), ketika kerajaan itu memblokir akses internet, sehingga sulit mengumpulkan informasi dari seluruh negeri. Akses internet masih terputus Kamis.
"Perawat dan pekerja lain yang berkumpul di Taman Penobatan disambut dengan unjuk kekuatan yang belum pernah terjadi oleh polisi dan tentara," kata Serikat Perawat Demokratik Swaziland dalam pernyataan. Empat orang dirawat untuk luka tembak, dan total 30 petugas kesehatan dirawat karena luka-luka mereka, tambahnya.
Serikat pekerja mengatakan pasukan keamanan terus menembaki perawat sampai malam, bahkan ketika mereka pergi untuk tugas malam ke rumah sakit.
Protes terbaru itu telah berlangsung selama lebih dari dua minggu, dipelopori mahasiswa, pegawai negeri, dan pekerja transportasi.
Lima siswa SMU yang ditangkap dalam protes diperkirakan akan diadili Kamis untuk menghadapi tuduhan terorisme atas peran mereka dalam gerakan bagi demokrasi.
Sedikitnya 29 orang tewas sejak Juni dalam beberapa kerusuhan terburuk dalam sejarah negara di Afrika selatan itu. [ka/ab]