Semua anak di Amerika pada umumnya mulai pendidikan di sekolah dasar selama enam tahun. Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan tingkat menengah selama enam tahun lagi. Tamat dari sekolah menengah, para lulusan bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau universitas.
Siswa asing yang ingin belajar di Amerika, harus mendaftar terlebih dahulu dengan menyertakan transkripsi akademik ke perguruan tinggi atau universitas yang dikehendaki.
Transkripsi akademik ini adalah salinan resmi dari hasil-hasil yang anda capai selama bersekolah. Di Amerika, ini termasuk angka-angka yang diperoleh atau grade, yaitu indeks prestasi, dan grade point average atau GPA, atau indeks prestasi kumulatif.
Tingkat pemahaman tiap mata pelajaran biasanya diukur dengan menggunakan persentase, yang kemudian dikonversikan menjadi huruf-huruf, misalnya A, B, C, D dan F. huruf yang terakhir ini berarti orang gagal memenuhi semua persyaratan yang diperlukan.
Sistem grading dan GPA di berbagai perguruan tinggi Amerika juga bisa membingungkan banyak calon siswa asing, karena cara penafsiran grade dan GPA itu bisa berbeda dari satu lembaga ke lembaga pendidikan lainnya.
Misalnya, dua orang calon mahasiswa lulusan sekolah menengah yang berbeda ingin masuk ke universitas yang sama.
Keduanya punya Grade Point Average 3,5 atau berarti bagus. Tapi satu calon siswa berasal dari SMA yang “biasa”, sedangkan yang satunya lagi tamat dari SMA bergengsi yang punya sistem akademis lebih tinggi dan mata pelajaran yang lebih sulit.
Pihak universitas akan menilai GPA kedua calon itu secara berbeda, karena keduanya berasal dari sekolah menengah yang punya standar yang sangat berbeda pula.
Karena itu, calon mahasiswa harus mencari persamaan standar yang digunakan SMA di Amerika dengan pendidikan sekolah menengah yang ditempuhnya di negara asal. Kemudian perhatikan baik-baik persyaratan penerimaan di tiap universitas atau perguruan tinggi yang diminati, serta diploma apa yang hendak dicapai, karena persyaratan di tiap universitas juga berbeda.
Cara terbaik adalah berkonsultasi dengan seorang penasihat pendidikan atau guidance counselor guna memastikan bahwa semua persyaratan telah dipenuhi.
Counselor ini juga bisa menasihati kalau siswa sekiranya membutuhkan satu satu atau dua tahun lagi untuk menyiapkan diri guna memasuki universitas di Amerika. Kalau seorang mahasiswa internasional tamat di universitas atau perguruan tinggi Amerika, tapi tidak memenuhi syarat untuk belajar di universitas di negara asalnya, ada kemungkinan pemerintah negara asal, atau calon majikan tidak akan mengakui hasil pendidikan tinggi di Amerika itu.
Tahun akademik di Amerika dimulai bulan Agustus atau September dan berakhir pada bulan Mei atau Juni. Kebanyakan siswa baru akan mulai mengikuti kuliah pada musim gugur. Kursus-kursus yang diminati dirancang sedemikian rupa sehingga bisa diambil secara berurutan, mulai tahun ajaran baru.
Tahun ajaran dibagi dalam dua semester, tapi ada juga perguruan tinggi yang menggunakan sistem “trimester” atau tiga semester yang masing-masing berlangsung selama empat bulan.
Siswa yang baru masuk universitas disebut sebagai undergraduate, dan ia harus mengikuti kuliah selama empat tahun untuk mendapat gelar bachelor atau BA. Ini bisa dicapai dengan belajar pada sebuah “community college”, selama dua tahun, yang kemudian dilanjutkan ke universitas selama dua tahun lagi.
Dalam dua tahun pertama itu, para siswa harus mengikuti kuliah wajib tentang kesusasteraan, sains, pengetahuan sosial, kesenian, sejarah dan lain-lain. Ini dilakukan supaya siswa mendapatkan pengetahuan umum atau dasar yang kuat bagi berbagai jurusan ilmu yang akan diikuti selanjutnya. [ii/jm]