Serangan siber terhadap puluhan ribu jaringan komputer di banyak negara menyebar lebih luas pada hari kedua yaitu hari Sabtu. Malware yang menginfeksi jaringan komputer itu mengunci komputer dan meminta uang tebusan. Belum diketahui siapa yang melancarkan serangan itu.
Para pakar keamanan komputer menjamin para pengguna komputer individu yang sistem operasi PC nya terupdate, aman dari serangan.
Para pakar menasihati para korban serangan untuk tidak menyerahkan uang tebusan – setara 300 dolar, dalam bentuk mata uang digital bitcoin, ke tujuan yang sulit terlacak.
Namun, oknum pemeras penyebar malware “WannaCry” mengancam jumlah tebusan yang harus dibayar akan berlipatganda apabila tidak dilunasi dalam tiga hari. Dan para peretas mengancam akan menghapus semua data yang tersimpan dalam sistem, apabila tebusan tidak dibayar dalam tujuh hari.
Avast, perusahaan keamanan piranti lunak internasional yang mengklaim memiliki 400 juta pengguna di seluruh dunia, mendeteksi ((http://tinyurl.com/my5qurg )) sekitar 57.000 serangan hari Sabtu.
Avast, yang didirikan tahun 1988 oleh dua periset Ceko, mengatakan serangan terbesar diduga menarget Rusia, Ukraina dan Taiwan, tapi instansi-instansi besar di banyak negara lainnya juga terkena dampaknya. [vm]