Tautan-tautan Akses

Serangan Kimia di Suriah, Trump Salahkan Putin


Asap tampak mengepul setelah serangan udara pasukan Suriah di Douma, Ghouta Timur, Sabtu (7/4).
Asap tampak mengepul setelah serangan udara pasukan Suriah di Douma, Ghouta Timur, Sabtu (7/4).

Presiden Amerika Donald Trump hari Minggu (8/4) menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Iran terhadap “serangan kimia tanpa pertimbangan” di Suriah yang menewaskan sedikitnya 40 orang, dan bersumpah akan ada “harga sangat mahal yang harus dibayar.”

Dalam kecaman langsung yang jarang dilakukannya terhadap pemimpin Rusia itu, Trump menyatakan, “Presiden Putin, Rusia dan Iran bertanggungjawab” atas dukungan mereka terhadap “Animal Assad,” Presiden Suriah Bashar Al Assad.

“Harga sangat mahal harus dibayar,” ujar Trump dalam salah satu dari serangkaian cuitannya di Twitter. “Buka segera kawasan itu untuk bantuan medis dan verifikasi. Bencana kemanusiaan lain tanpa alasan apapun. SAKIT!”

Trump tidak mengatakan bagaimana tanggapan Amerika. Tetapi penasehat Departemen Keamanan Dalam Negeri dan kontra-terorisme Thomas Bossert mengatakan pada ABC News, “saya tidak akan mengesampingkan pilihan apapun,” membuka kemungkinan serangan rudal baru seperti yang pernah diperintahkan Trump satu tahun lalu setelah serangan senjata kimia Suriah.

Anak-anak termasuk korban dalam serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur 22 Januari lalu (foto: dok).
Anak-anak termasuk korban dalam serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur 22 Januari lalu (foto: dok).

Dewan Keamanan PBB akan melangsungkan pertemuan hari Senin (9/4) tentang dugaan serangan kimia itu, setelah sembilan negara menuntut pertemuan darurat. Uni Eropa mengatakan “bukti menunjukkan adanya serangan senjata kimia lain” oleh rezim Suriah.

Trump menggambarkan kawasan dimana “kekejaman keji” itu terjadi di Douma, di dekat ibukota Damaskus, sebagai “daerah yang sudah dikelilingi dan dijaga oleh Tentara Suriah, menjadikannya sama sekali tidak bisa diakses dunia luar.”

Tetapi Trump juga mengatakan jika pendahulunya, Presiden Barack Obama, “berani melintasi Garis Merah di Pasir,” untuk meminta pertanggungjawaban Assad terhadap serangan-serangan senjata kimia sebelumnya, maka “bencana di Suriah sudah berakhir sejak dulu! Animal Assad akan menjadi sejarah!”

Baca juga: AS Desak Rusia agar Hentikan Dukungan bagi Rezim Suriah

Kecaman Trump terhadap Putin Tidak Biasa

Pemimpin Amerika itu selama 15 bulan kepresidenannya enggan menerima kesimpulan komunitas intelijen Amerika bahwa Putin mencampuri pemilu presiden Amerika tahun 2016 untuk membantu kemenangan Trump. Penyidik khusus Robert Mueller sedang melakukan penyelidikan kriminal berskala luas terhadap kaitan tim kampanye Trump dengan Rusia, tetapi Trump berulangkali menolak tuduhan kolusi apapun dengan Rusia.

Serangan kimia yang dituduhkan dan telah sama-sama dibantah oleh pemerintah Suriah dan Rusia itu, terjadi Sabtu malam (7/4) di tengah sejumlah serangan baru terhadap daerah kantong pemberontak terakhir di bagian timur Ghouta.

Tim Medis Temukan Korban dalam Kondisi Sulit Bernafas, Mulut Berbusa dan Mata Terbakar

Tim medis pertama yang tiba mengatakan mereka menemukan sejumlah keluarga berada dalam kondisi sulit bernafas di rumah-rumah dan tempat-tempat penampungan, dengan busa di mulut mereka. Para pekerja bantuan mengatakan lebih dari 500 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dibawa ke pusat-pusat medis dalam kondisi sulit bernafas, busa di mulut dan mata yang terbakar.

Badan Pertahanan Sipil dan Masyarakat Medis Amerika-Suriah mengatakan para pasien itu mengeluarkan bau mirip klorin, dan kulit sebagian diantaranya membiru, indikasi kekurangan oksigen.

Kementerian Luar Negeri Rusia Bantah Klaim Serangan Kimia

Kementerian Luar Negeri Rusia menolak klaim serangan kimia itu dengan mengatakan “penyebaran berita bohong tentang penggunaan klorin dan zat beracun lainnya oleh pasukan pemerintah Suriah masih terus berlanjut.”

Ditambahkan, “Kami baru-baru ini telah beberapa kali memperingatkan provokasi berbahaya seperti itu,” demikian pernyataan Moskow. “Tujuan spekulasi yang menyesatkan dan tidak memiliki landasan apapun itu adalah untuk melindungi teroris dan mencoba membenarkan kemungkinan penggunaan kekuatan eksternal.”

Iran mengatakan klaim Amerika tentang serangan itu ditujukan untuk membenarkan tindakan militer Amerika yang baru. Satu tahun lalu, setelah serangan senjata kimia Suriah, Trump meluncurkan 59 rudal Tomahawk ke Suriah yang menarget pangkalan militer yang merupakan lokasi di mana pesawat-pesawat tempur Suriah melakukan serangan itu. [em/jm]

XS
SM
MD
LG