Pasukan Kurdi, yang didukung AS di Suriah, mengatakan mereka semakin khawatir dengan gelombang serangan pesawat nirawak Turki terhadap para komandan mereka di Suriah timur laut.
Turki dilaporkan melakukan puluhan serangan udara pekan lalu, termasuk beberapa dengan pesawat nirawak, terhadap posisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), aliansi militer pimpinan Kurdi yang telah menjadi mitra utama AS dalam perang melawan kelompok ISIS.
Turki menganggap SDF dan elemen utamanya, Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebagai perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berbasis di Turki, sebuah kelompok militan yang dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh Washington dan Ankara. Namun, Amerika membedakan kedua kelompok Kurdi itu.
"Turki baru-baru ini meningkatkan serangan pesawat nirawaknya terhadap titik-titik militer dan para komandan kami di Suriah timur laut, di tempat-tempat seperti Kobani, Tell Tamer dan yang terbaru di Qamishli,” kata Shervan Darwish, juru bicara dewan militer Manbij yang berafiliasi dengan SDF.
“Iklim politik saat ini tidak membantu Turki untuk melakukan operasi darat skala besar. Jadi, mereka menggunakan drone dan serangan udara untuk memperluas operasi mereka,” katanya kepada VOA.
SDF mengatakan serangan pesawat nirawak Turki menewaskan salah satu komandan berpangkat tinggi di dekat Kota Qamishli pada Minggu (22/8). Beberapa komandan SDF lainnya menjadi sasaran minggu lalu dalam serangan pesawat nirawak Turki lainnya yang dilaporkan di Kota Tell Tamer yang dikuasai SDF.
AS 'Sangat Prihatin'
Pada Senin (23/8), seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada VOA bahwa “Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan mengenai peningkatan aktivitas militer di Suriah timur laut.” Dia menambahkan Washington mendukung “pemeliharaan garis gencatan senjata saat ini dan mendesak semua pihak untuk mengurangi eskalasi.”
Dalam surat bipartisan yang ditujukan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya bulan ini, 27 anggota Kongres AS menyatakan keprihatinan atas rencana Turki untuk mengembangkan industri drone bersenjatanya.
Penggunaan pesawat nirawak Turki “telah mengacaukan beberapa wilayah di dunia dan mengancam kepentingan Amerika, sekutu dan mitra-mitranya,” kata surat itu. [lt/em]