Suatu senyawa kimia yang telah dikaitkan pada sejumlah masalah kesehatan dalam studi-studi mengenai hewan, kemungkinan juga dapat merusak email gigi manusia. Senyawa terrsebut, Bisfenol A (BPA), ditemukan dalam banyak resin dan plastik yang digunakan masyarakat setiap hari, seperti botol minuman, botol susu bayi dan wadah makanan.
BPA dapat luruh dari plastik ke makanan atau air dan masuk ke tubuh manusia. Sebuah survei yang dilakukan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di AS pada 2003/2004 menemukan tingkat terdeteksinya senyawa kimia tersebut dalam 93 persen dari lebih dari 2.500 sampel air seni yang diuji. Senyawa tersebut juga dapat mengkontaminasi lingkungan, dengan sejumlah tak terhingga botol plastik mengotori tanah dan air.
Lembaga Kesehatan Nasional (NIH) mengatakan bahwa studi-studi terhadap hewan mengindikasikan bahwa BPA dapat menyebabkan dampak-dampak yang merugikan, seperti obesitas, perubahan perilaku, diabetses, pubertas yang terlalu awal, asma, penyakit jantung, kelainan reproduksi dan perkembangan kanker prostat, payudara dan rahim.
Selain itu, ada laporan-laporan kepada NIH yang menunjukkan bahwa senyawa BPA juga mempengaruhi janin dan bayi yang baru lahir.
Peneliti Perancis Sylvie Babajko, penulis utama artikel mengenai BPA di American Journal of Pathology mengatakan BPA mengganggu sistem endokrin pada manusia. Sistem ini terdiri dari serangkaian kelenjar, seperti kelenjar tiroid dan adrenal, yang menghasilkan hormon-hormon yang mempengaruhi perkembangan seksual, pertumbuhan dan metabolisme. Beberapa senyawa kimia dapat membuat level-level ini naik dan turun.
Babajko dan koleganya sekarang ini mencoba mengkorfimasi bahwa BPA dapat merusak email gigi. Saat beredar di tubuh, BPA dapat mengganggu sel-sel yang memproduksi email gigi, membuatnya rapuh.
"Pada eksperimen terhadap hewan, BPA dapat menyebabkan banyak kerusakan dan gigi merupakan target tambahan BPA," ujarnya.
Kekhawatiran terhadap BPA ini telah menyebabkan produksi produk-produk plastik bebas BPA. Eropa telah melarang botol-botol susu bayi yang mengandung senyawa kimia tersebut pada Januari 2011. AS mengambil langkah serupa Juli tahun lalu. Meski badan pengawas makanan dan obat-obatan (FDA) mulai menyuarakan kekhawatiran mengenai BPA pada 2010, badan ini belum secara resmi menghapus keputusannya pada 2008 bahwa BPA itu aman.
Perancis berencana memperluas larangan BPA menjadi untuk seluruh wadah makanan pada Juli 2015.
BPA dapat luruh dari plastik ke makanan atau air dan masuk ke tubuh manusia. Sebuah survei yang dilakukan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di AS pada 2003/2004 menemukan tingkat terdeteksinya senyawa kimia tersebut dalam 93 persen dari lebih dari 2.500 sampel air seni yang diuji. Senyawa tersebut juga dapat mengkontaminasi lingkungan, dengan sejumlah tak terhingga botol plastik mengotori tanah dan air.
Lembaga Kesehatan Nasional (NIH) mengatakan bahwa studi-studi terhadap hewan mengindikasikan bahwa BPA dapat menyebabkan dampak-dampak yang merugikan, seperti obesitas, perubahan perilaku, diabetses, pubertas yang terlalu awal, asma, penyakit jantung, kelainan reproduksi dan perkembangan kanker prostat, payudara dan rahim.
Selain itu, ada laporan-laporan kepada NIH yang menunjukkan bahwa senyawa BPA juga mempengaruhi janin dan bayi yang baru lahir.
Peneliti Perancis Sylvie Babajko, penulis utama artikel mengenai BPA di American Journal of Pathology mengatakan BPA mengganggu sistem endokrin pada manusia. Sistem ini terdiri dari serangkaian kelenjar, seperti kelenjar tiroid dan adrenal, yang menghasilkan hormon-hormon yang mempengaruhi perkembangan seksual, pertumbuhan dan metabolisme. Beberapa senyawa kimia dapat membuat level-level ini naik dan turun.
Babajko dan koleganya sekarang ini mencoba mengkorfimasi bahwa BPA dapat merusak email gigi. Saat beredar di tubuh, BPA dapat mengganggu sel-sel yang memproduksi email gigi, membuatnya rapuh.
"Pada eksperimen terhadap hewan, BPA dapat menyebabkan banyak kerusakan dan gigi merupakan target tambahan BPA," ujarnya.
Kekhawatiran terhadap BPA ini telah menyebabkan produksi produk-produk plastik bebas BPA. Eropa telah melarang botol-botol susu bayi yang mengandung senyawa kimia tersebut pada Januari 2011. AS mengambil langkah serupa Juli tahun lalu. Meski badan pengawas makanan dan obat-obatan (FDA) mulai menyuarakan kekhawatiran mengenai BPA pada 2010, badan ini belum secara resmi menghapus keputusannya pada 2008 bahwa BPA itu aman.
Perancis berencana memperluas larangan BPA menjadi untuk seluruh wadah makanan pada Juli 2015.