Para pelajar Inggris bersiap untuk kembali ke sekolah pada hari Senin (8/3) setelah ditutup selama dua bulan akibat COVID-19. Pembukaan kembali sekolah-sekolah akan disertai dengan pengujian yang ketat. Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan rencana itu akan membuat negara "bergerak lebih dekat ke arti normal yang sebenarnya.”
Associated Press melaporkan, Minggu (7/3), pembukaan sekolah kembali adalah langkah pertama yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi pembatasan COVID-19 secara bertahap hingga pencabutan semua pembatasan pada Juni. Langkah itu berjalan di tengah saat program vaksinasi di negara itu telah menyasar hingga kelompok masyarakat yang kritis.
Menurut rencana pemerintah, jutaan siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi di Inggris yang akan kembali bersekolah akan dites virus corona pada beberapa minggu pertama. Pihak berwenang ingin dengan cepat mendeteksi dan mengisolasi kasus asimtomatik agar tidak perlu menutup sekolah.
“Kami berhati-hati dalam pendekatan kami sehingga kami tidak menggagalkan kemajuan yang telah kami buat sejauh ini,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan. Dia juga mendesak semua orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksinasi.
Sekolah menengah dan perguruan tinggi akan diizinkan untuk dibuka kembali secara bertahap untuk mendapatkan tiga putaran pengujian. Siswa kemudian akan mendapatkan perangkat tes sehingga mereka dapat menguji diri mereka sendiri dua kali lagi di rumah. Pemerintah Inggris telah mendistribusikan hampir 57 juta alat tes "aliran lateral" cepat ke sekolah-sekolah di seluruh negeri, tetapi ada kekhawatiran tentang keakuratan tes, yang dapat mengakibatkan siswa dipaksa untuk mengisolasi diri yang tidak perlu
Seorang pejabat senior kesehatan masyarakat mengatakan, Minggu (7/3), risiko positif palsu sangat rendah. Menurut pemerintah, lebih dari lima juta tes cepat telah dilakukan di sekolah selama karantina wilayah, termasuk satu juta pada minggu lalu.
“Bukti dari pengujian selama delapan minggu terakhir menunjukkan "risiko positif palsu sangat rendah, kurang dari 1 dari 1.000," kata Susan Hopkins, Direktur Tanggap Strategis COVID-19 untuk Kesehatan Masyarakat Inggris, kepada BBC. "Dan tes yang menghasilkan kurang dari satu dari 1.000 positif palsu adalah tes yang sangat bagus."
Para pejabat mempertimbangkan untuk memperpanjang hari sekolah, mempersingkat liburan musim panas, atau menambahkan jangka waktu tambahan pada tahun ajaran tersebut. Hal tersebut untuk membantu anak-anak, yang terpaksa belajar secara daring selama berbulan-bulan, untuk mengejar pendidikan mereka. Pelajar Inggris sudah memiliki liburan musim panas yang jauh lebih pendek daripada pelajar Amerika.
Inggris mengalami wabah virus corona paling mematikan di Eropa, dengan hampir 125 ribu nyawa hilang sejauh ini. Namun, program vaksinasi virus corona di negara tersebut lebih cepat dari AS dan Uni Eropa, yaitu dengan memberikan setidaknya dosis pertama kepada hampir 22 juta orang dewasa di negara itu sejauh ini.
Inggris telah menyetujui tiga vaksin untuk digunakan: Pfizer, Moderna dan AstraZeneca, dan berencana untuk memvaksinasi semua orang dewasa pada bulan Juli. [ah/au/ft]