Seni bela diri yang diimpor dari Asia telah lama menjadi bagian dari bidang olahraga di Amerika. Selama puluhan tahun, merupakan hal yang lazim melihat para siswa Amerika mengikuti pelajaran seni bela diri taekwondo dari Korea dan judo dari Jepang.
Satu sekolah di negara bagian Utah di bagian barat Amerika, mengajarkan sesuatu yang agak lain dari Indonesia, yaitu aliran bela diri pencak silat yang dikenal dengan nama Merpati Putih.
Pendiri perguruan seni bela diri Merpati Putih di Negara bagian Utah, AS, adalah kakak beradik Nate dan Mike Zeleznick. Mereka memberikan instruksi dan gerakan-gerakan dalam Bahasa Indonesia dan para murid juga menggunakan sebutan ‘Mbak’ dan ‘Mas’ untuk memanggil satu sama lain.
Perguruan seni bela diri Merpati Putih ini didirikan pada 1999, di Ogden, negara bagian Utah, dan merupakan satu-satunya di Amerika. Mike Zeleznick mengatakan mereka berusaha mengajarkan kepada murid lebih dari hanya seni bela diri.
“Kami mengajarkan kepada mereka semua gerakan dan teknik bela diri, untuk segalanya, dalam Bahasa Indonesia. Saya benar-benar ingin berbagi mengenai budaya Indonesia, keindahan, orang-orangnya, dan aspek yang berasal dari silsilah keluarga kerajaan yang jauh di Indonesia,” ujarnya.
“Jadi kami ingin membagikan itu kepada semua orang dan membuat mereka berpikir jauh dari negara sendiri, bersedia meningkatkan diri, melakukan perjalanan, melakukan penjajakan dan menikmati kegembiraan di dunia. Karena ada tempat bermain yang luas di sana, dan Indonesia memiliki kekayaan yang mengagumkan.”
Kelompok itu sekarang memiliki murid lebih dari 150 orang, dan tidak ada yang berasal dari Indonesia.
Nate Zeleznick mengatakan, teknik pernafasan adalah penting dan merupakan pokok dari pelatihan bagi murid dewasa. Seorang murid tingkat lanjut, Scotty Newton mengatakan pelajaran tersebut selalu merupakan tantangan yang sulit.
“Saya merasa enak, saya merasa tenang. Saya telah menggeluti seni bela Merpati Putih selama 11 tahun. Banyak mematahkan benda, banyak perjuangan, dan banyak kegagalan...gagal dalam usaha, tetapi saya meraih banyak keberhasilan juga,” ujarnya.
Tetapi mematahkan benda bukan merupakan daya tarik utama bagi murid seperti Tammy Anderson.
“Saya adalah terapis fisik dan saya melakukan banyak tugas penyembuhan, dan berhasil. Jadi saya sebenarnya terjun ke bidang ini lebih banyak untuk bidang penyembuhan. Saya menghabiskan banyak waktu untuk berjuang ketika saya beranjak dewasa, dan saya sebenarnya tidak suka mematahkan atau memecahkan sesuatu. Selama 10 tahun saya berusaha untuk tidak memukul apapun, jadi saya benar-benar tidak ingin melanggar itu,” ujarnya.
Pelatih dan para murid mengatakan, Merpati Putih tidak hanya mengenai berlaga tetapi juga memberi orang kekuatan sejati.
Di negara yang akrab dengan teknik-teknik berkelahi Korea dan Jepang, seni bela diri Merpati Putih menawarkan sesuatu yang berbeda.
OGDEN, UTAH —