Ketegangan antara Israel dan Rusia meningkat terkait gereja Rusia Alexander Nevsky yang diperebutkan di Kota Tua Yerusalem. Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengirim surat pribadi kepada Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, yang menuntut Israel agar segera menyerahkan gereja itu. Masalah ini menyulut hubungan kedua negara menjadi semakin kontroversial selama perang Rusia melawan Ukraina berlangsung.
Suasana tenang di gereja Ortodoks Rusia Alexander Nevsky di Kota Tua Yerusalem itu, tidak menggambarkan perselisihan diplomatik yang berkembang antara Moskow dan Yerusalem.
Menanggapi konflik yang berlangsung, peneliti Sarah Fainberg dari Universitas Tel Aviv mengatakan, “Tidak pasti ketika kita berbicara, apakah itu merupakan krisis diplomatik kecil yang dimaksudkan untuk menciptakan tekanan, pengaruh terhadap Yerusalem, atau mampu mengubah hubungan antara Moskow dan Israel.”
Israel berusaha tetap netral sejak perang antara Rusia dan Ukraina meletus. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bahkan mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow untuk menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina. Namun baru-baru ini para pejabat Israel secara lebih blak-blakan menentang agresi Rusia, dan memilih untuk mengutuk Rusia di PBB.
Sebagai balasan, Rusia mengirim ajudan Putin dan mantan Perdana Menteri Sergei Stepashin untuk menyerahkan surat dari Putin kepada Bennett, yang menuntut pemindahan segera kompleks gereja Alexander Nevsky.
Israel setuju untuk mentransfer kepemilikan gereja Nevsky ke Rusia pada 2020, sebagai bagian dari kesepakatan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kesepakatan itu dicapai sebagai imbalan bagi pembebasan seorang Israel yang dipenjara di Moskow atas tuduhan kepemilikan narkoba.
Namun, pengadilan Israel memblokir langkah tersebut, dan menuntut agar situasi politik dan hukum yang rumit di Kota Tua Yerusalem diselesaikan oleh komite pemerintah khusus. [ps/jm]