Kandidat Kepala Badan Media Global AS (USAGM) yang diusung oleh Presiden Joe Biden, Amanda Bennett, pada Selasa (7/6), berjanji untuk memajukan misi objektivitas pada lembaga tersebut dan mengutamakan pelaporan yang seimbang di tengah meningkatnya penyebaran disinformasi di dunia saat ini.
Bennett, yang merupakan mantan Direktur Voice of America (VOA), mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, bahwa ia akan menjadi pemimpin pragmatis yang bersedia menyesuaikan penyampaian berita dengan metode apa pun yang dianggap paling cocok untuk para pendengar dan pemirsanya.
Dalam sidang selama satu jam, para senator menanyai Bennett tentang catatannya di VOA, bagaimana ia akan menangani tantangan yang dihadapi pers bebas di tengah tren disinformasi di dunia, dan kemampuan USAGM untuk menyampaikan berita kepada khalayak di bawah rezim otoriter.
Jika dikukuhkan, Bennett akan memimpin USAGM, sebuah badan federal dengan anggaran tahunan mencapai $840 juta, yang mengawasi VOA, Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio Free Asia, Office of Cuba Broadcasting, Middle East Broadcasting Networks dan Open Technology Foundation.
USAGM kini dipimpin oleh mantan direktur program VOA Kelu Chao, yang memegang posisi pejabat sementara CEO. Chao ditugaskan memegang posisi itu setelah Michael Pack, CEO sebelumnya mengundurkan diri atas permintaan Biden.
Dalam sambutan pembukaannya kepada komite, Bennett berbicara tentang peran jurnalisme dalam masyarakat.
“Kita berada pada momen kritis dalam sejarah,” ujarnya.
“Jurnalisme dan diplomasi publik sama-sama menjadi sasaran rezim otoriter yang menggunakan mitos dan disinformasi untuk melemahkan mereka yang mencari liputan yang terpercaya, berdasarkan fakta dan tidak berat-sebelah tentang dunia di sekitar mereka. Dan (serangan) itu belum pernah terjadi sebelumnya,” tambah Bennett.
Bennett mengatakan, dia akan bekerja dengan semua entitas USAGM untuk mempertahankan standar jurnalistik yang tinggi dan melindungi keselamatan dan privasi jurnalis dan audiens. [ps/rs]
