Media sosial kembali menjadi sorotan di Capitol Hill. Dengan beberapa hari saja tersisa dalam masa sidang tahun ini, para senator dari Partai Republik dan Demokrat mendesak DPR agar meloloskan RUU Keamanan Daring Anak-anak.
Senator Republikan Marsha Blackburn mengatakan, “Kita memiliki UU di ruang fisik yang melindungi anak-anak dari bahaya alkohol, rokok, senjata api, melindungi mereka dari perundungan siber, melindungi mereka dari paparan pornografi dan eksploitasi seksual. Di ruang virtual, kita tidak memiliki UU semacam itu.”
Blackburn adalah salah seorang sponsor legislasi tersebut, RUU pertama sejak 1998 yang akan memberi perlindungan daring bagi anak-anak di bawah umur.
Tetapi Ketua DPR Mike Johnson, seorang Republikan, mengatakan, ia khawatir legislasi itu akan membatasi kebebasan berbicara. Katanya, "Saya yakin, saya pikir kita semua. 100persen dari kita, mendukung prinsip di balik ini. Tetapi Anda harus memahaminya dengan benar ketika menghadapi regulasi mengenai kebebasan berbicara, Anda tidak dapat melangkah terlalu jauh dan membuatnya berlebihan.”
Kelompok-kelompok konservatif yang ingin membatasi kewenangan pemerintah juga sependapat. Richard Manning, presiden Americans for Limited Government, mengatakan, “Saya tidak percaya para pejabat pemerintah akan memutuskan secara adil karena mereka, berdasarkan desainnya, politis, dan kita telah melihat apa yang terjadi sewaktu orang-orang politik menjadikan ujaran sebagai senjata, dan itu berbahaya, ini perlu dihentikan di situ. Jadi, kita harus mengajukan cara yang lebih baik dalam menegakkannya dan memasang lebih banyak lagi pembatas dalam penegakannya.”
Elon Musk, pemilik platform media sosial X, bekerja bersama para legislator untuk mengatasi kekhawatiran mengenai RUU itu, kata salah seorang sponsor legislasi tersebut, Senator Demokrat Richard Blumenthal, awal bulan ini.
“Apa yang telah kami klarifikasikan adalah tidak ada penyensoran dalam legislasi ini, tidak ada moderasi konten. Tidak ada pemblokiran konten tertentu. Ini soal pilihan, memberi orang-orang muda pilihan dan orang tua mereka pengaman, alat untuk melindungi anak-anak mereka,” jelasnya.
Perusahaan-perusahaan teknologi Meta dan Google menentang legislasi itu. Presiden terpilih Donald Trump belum menyatakan pendapat mengenai masalah ini. Namun putranya, Donald Trump Jr., mengunggah di X, sebagai berikut, “Kita dapat melindungi kebebasan berbicara dan anak-anak kita pada saat yang sama.”
Manning mengatakan legislasi itu dianggap tidak praktis. Katanya, “Jaksa agung negara bagian akan memiliki kesempatan untuk mengambil apa pun panduannya, regulasi yang ditetapkan oleh FTC (Komisi Perdagangan Federal). Mereka kemudian akan dapat menggunakan panduan itu untuk menentukan ujaran yang sesuai dalam konteks negara bagian mereka. Dan Anda pada akhirnya memiliki 50 internet yang berbeda di 50 negara bagian yang berbeda.”
Versi terdahulu legislasi itu diloloskan Senat dengan 91 suara mendukung berbanding 3 menolak. Para pendukung mendorong DPR agar melakukan pemungutan suara mengenai legislasi itu sebelum akhir tahun. [uh/ka]
Forum