Senat Amerika memutuskan untuk menyimpulkan debat tentang Otorita Promosi Perdagangan (TPA) terkait perjanjian-perjanjian yang sudah dirundingkan untuk disetujui atau tidak oleh Kongres, tanpa bisa di-amandemen.
Dengan suara 62 banding 38 – melebihi mayoritas tiga per lima yang dibutuhkan – sudah pasti Senat bakal menyetujui Otorita Promosi Perdagangan (TPA) itu. Voting bisa dilakukan hari Jum’at (22/5).
Ketua fraksi mayoritas Republik Mitch McConnel memuji hasilnya. Ia mengatakan, “Saya sangat gembira karena Senat memutuskan untuk mengambil satu langkah maju pada inisiatif yang sangat penting ini”.
Otorita Promosi Perdangan TPA – yang juga dikenal sebagai “jalur cepat” – akan mempercepat persetujuan Kemitraan Trans-Pasifik TPP antar beberapa negara yang mencakup sekitar 40% ekonomi dunia. TPA dan TPP telah mendapat dukungan luas dari Fraksi Republik dan beberapa anggota Fraksi Demokrat yang pro-perdagangan, koalisi yang bertahan meskipun menghadapi tentangan sengit beberapa pihak yang hendak menjegal atau menunda kemajuan RUU itu.
Senator Sherrod Brown dari fRaksi Demokrat menolak mengakhiri perdebatan sebelum beberapa amandemen yang diusulkan ked alam RUU itu dibahas.
“Kita membuat keputusan yang akan memberhentikan orang dari pekerjaannya. Kita akan melakukan pemungutan suara tanpa melakukan amandemen soal bagaimana menangani para pekerja ini dan bagaimana pelaksanaan perdagangan tersebut. Ini benar-benar tidak masuk akal,” kata Brown.
Penggagas TPA – Senator Orrin Hatch dari Fraksi Republik – mengatakan majelis itu bisa melakukan pemungutan suara atas sejumlah amandemen sebelum RUU itu memasuki tahap akhir.
“Kita harus meloloskan RUU ini. Kita harus meloloskan RUU ini demi para pekerja Amerika yang menginginkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Kita harus meloloskan RUU ini demi para petani, pemilik peternakan, pengusaha pabrik dan pebisnis yang ingin mengakses pasar luar negeri supaya bisa bersaing. Kita harus meloloskan RUU ini untuk mempertahankan kedudukan kita di dunia,” ujar Hatch.
Perdagangan tidak hanya menjadi isu di Capitol Hill. Senator Jeff Session dari fraksi Republik menentang TPA diteruskan ke sidang pembahasan dengan alasan Kongres seharusnya tidak menyerahkan haknya untuk mengamandemen perjanjian-perjanjian perdagangan dan melindungi pekerja Amerika.
“Sebagaimana di masa lalu, perjanjian ini tampaknya akan mengurangi lapangan pekerjaan dan gaji. Dan sekaligus mengurangi pepabrikan. Kita tidak bisa menjadi negara kuat tanpa sektor pepabrikan ini”.
Jika disetujui Senat, RUU TPA tersebut akan menghadapi tentangan yang bahkan lebih sengit di DPR, yang harus menyetujuinya sebelum Presiden Barack Obama menandatanganinya menjadi UU. RUU itu menjamin terlaksananya “jalur cepat” selama masa enam tahun, yang berarti pengganti Presiden Obama juga akan menggunakan perjanjian ini.