Tautan-tautan Akses

Senat AS Akui Genosida Armenia


Warga Amerika keturunan Armenia berpawai dalam peringatan tahunan genosida 1,5 juta orang Armenia saat Kekaisaran Ottoman berkuasa di Turki, Los Angeles, 24 April 2019.
Warga Amerika keturunan Armenia berpawai dalam peringatan tahunan genosida 1,5 juta orang Armenia saat Kekaisaran Ottoman berkuasa di Turki, Los Angeles, 24 April 2019.

Senat AS, Kamis (12/12), secara resmi mengakui pembunuhan lebih dari satu juta warga Armenia oleh kekaisaran Ottoman, Turki sebagai genosida.

Turki segera mengecam langkah itu, menyebutnya "contoh memalukan dari politisasi sejarah. Namun, mereka yang menggunakan sejarah untuk tujuan politik tidak akan pernah mencapai tujuan mereka."

Namun, pengakuan itu disambut baik oleh warga Armenia.

"Ini adalah penghormatan mengenang 1,5 juta korban #Genocide pertama abad ke-20 dan langkah berani dalam mempromosikan agenda pencegahan. #NeverAgain," bunyi tweet Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.

Senat sudah tiga kali berupaya untuk meloloskan resolusi ini, namun setiap kali diblokir atas permintaan Gedung Putih. Upaya tersebut memenangkan persetujuan dengan suara bulat Kamis.

DPR meloloskan resolusi serupa pada Oktober.

Sejarawan memperkirakan bahwa hampir 1,5 juta orang Armenia dibunuh mulai 1915 dalam apa yang dianggap sebagai genosida pertama abad ke-20. Turki tidak menyangkal orang Armenia terbunuh, tetapi mengatakan jumlah korban dibesar-besarkan dan mereka yang tewas adalah korban dari perang saudara.

Pengesahan resolusi Kongres itu dilakukan sehari setelah Komite Hubungan Luar Negeri Senat mengajukan RUU sanksi untuk menghukum Turki karena serangan militernya terhadap pasukan Kurdi di Suriah dan pembelian sistem rudal Rusia baru-baru ini.

Langkah ini dipastikan akan makin merenggangkan hubungan antara dua sekutu NATO, AS dan Turki. [my/ft]

XS
SM
MD
LG