Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan Gunung Semeru menyemburkan awan panas pada Selasa (1/12) pukul 01.23 WIB. Erupsi tersebut menyebabkan 550 warga mengungsi. Saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau ‘Waspada.’
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan tertulisnya, melaporkan lokasi yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik, yaitu Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro. Sejumlah desa tersebut berada Kabupaten Lumajang.
BPBD bersinergi dengan berbagai pihak terkait untuk membuka pos pengungsian dan membagikan 4.000 masker.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan sejumlah hal terkait erupsi tersebut, yaitu masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko). PVMBG juga meminta masyarakat mewaspadai kubah lava di Kawah Jongring Seloko.
Menurut BPBD, guguran batuan dari arah puncak terjadi sejak 19 Oktober 2020 meskipun tidak secara intens. Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava. [ah/ft]