Kebanyakan orang menganggap HIV/AIDS sebagai penyakit yang banyak diderita oleh kalangan anak muda, terutama remaja. Namun menurut Pusat Penelitian Penyakit Menular di AS (CDC), lima tahun dari sekarang, lebih dari setengah penderita HIV/AIDS di Amerika adalah mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Ini karena dengan obat yang lebih efektif saat ini, banyak penderita yang selamat hingga usia lanjut.
Tetapi, jumlah mereka yang terkena HIV/AIDS di usia 50 tahun ke atas juga meningkat sebanyak 16 persen antara tahun 2005 hingga 2008. Para pakar juga khawatir jumlah ini akan terus meningkat, kecuali jika kelompok umur ini mulai serius mempertimbangkan berbagai langkah pencegahan.
'Hubungan Seks Tak Kenal Usia'
Jane Fowler tidak pernah terbiasa berbicara mengenai hubungan intim. Seperti kebanyak orang yang lahir pada tahun 1930an, pembicaraan mengenai subyek ini dianggap tabu. Tetapi, selama 15 tahun terakhir ini, ia berkeliling Amerika, untuk mengampanyekan warga usia lanjut mengenai bahaya hubungan seks tanpa menggunakan pengaman.
Fowler bercerai dengan suaminya di usia 50 tahunan awal. "Jadi, saya mulai berkencan. Saya kencan pertama kali pada usia 25 tahun, sekitar pertengahan 1980-an," ujar Fowler. "Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, tapi saya tahu saya tidak bisa hamil."
Jadi, Fowler bahkan tidak terpikir untuk menggunakan kondom. Saat itu ia mengencani seorang teman lama, yang juga baru bercerai. Beberapa tahun setelah Fowler putus dengan pria itu, ia melamar asuransi kesehatan dan diminta untuk menjalani tes kesehatan. Setelah diambil darahnya, barulah Fowler mengetahui ia terkena HIV/AIDS.
Dia mulai berpikir untuk mencari sebuah keluarga yang pernah mengalami perceraian. Beberapa tahun setelah gagal dalam pernikahannya, ia berencana untuk medaftarkan asuransi kesehatan. Ia berencana untukmenjalani tes darah. Dari sinilah ia mengetahui bahwa dirinya positif menderita HIV.
Dr. Steve Karpiak adalah kepala bagian riset ACRIA, badan yang meneliti berbagai inisiatif riset mengenai HIV/AIDS di Amerika.
"Setiap bulan saya mendengar ada perempuan lanjut usia terkena HIV/AIDS di usia 70, 80, bahkan 90-an. Mereka tiba-tiba sadar ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh mereka dan mereka menjalani tes untuk HIV."
Bicara soal Pencegahan
Menurut Karpiak, walaupun lebih banyak laki-laki yang terancam terkena virus ini dibandingkan dengan perempuan, tapi perempuan lebih mudah tertular. Banyak perempuan yang sudah mengalami menopause merasa mereka tidak lagi membutuhkan alat pengaman saat berhubungan intim.Selain itu, secara psikologis, semakin lanjut usia perempuan, mereka semakin lebih rentan terkena penyakit menular seksual (sexually-transmitted disease).
Ed Shaw mencoba menyebarkan pesan tersebut. Ia didiagnosa menderita HIV di usia 40an, dan dua dekade berlalu, ia tampak lebih muda dari usianya, 69 tahun. Seperti halnya Jane Fowler, ia hidup dengan sehat berkat obat anti-retrovirus. Ia mengepalai Asosiasi Penderita AIDS di Atas 50 Tahun untuk cabang New York. Selama beberapa tahun terakhir ini, ia rajin berbicara di berbagai pusat kegiatan warga usia lanjut di New York.
"Anda akan terkejut betapa banyak warga manula yang tidak tahu informasi mendasar mengenai AIDS," ujar Shaw.
Saat menyampaikan pidatonya, ia biasanya tidak menyebutkan dirinya penderita HIV/AIDS sampai di akhir. Shaw ingat suatu saat seorang perempuan mendekatinya setelah sesi selesai.
Perempuan tersebut mengatakan, "Anda tahu, Mr. Shaw, bila Anda tidak bilang Anda menderita HIV/AIDS, saya akan ajak Anda pulang dengan saya malam ini." Saya katakan padanya, "Ini adalah alasan saya menyampaikan bahwa saya penderita HIV/AIDS, karena Anda harus selalu tahu status pasangan Anda."
Shaw mendorong para hadirinnya untuk menjalani tes.
Tingkat HIV 12 kali lipat lebih tinggi di kalangan warga kulit hitam dibandingkan warga kulit putih. Aktivis AIDS dan mantan promotor musik Maria Davis berusia 51 tahun dan sudah 15 tahun ia hidup dengan virus yang berbahaya ini. Ia mengatakan masih banyak orang tidak peduli dengan virus ini, khususnya mereka dari komunitas keturunan Afrika.
"Orang-orang masih beranggapan jika kita menggunakan sendok yang sama dengan orang yang menderita penyakit itu, kita akan tertular juga" kata David. "Banyak sekali yang menanyakan tentang itu."
Banyak batu sandungan ketika mendiskusikan mengenai penyakit ini di kalangan lanjut usia.
"Banyak orang berpikir orang tua tidak berhubungan seks. Saya tidak mengerti bagaimana mereka dapat memiliki pemikiran ini," kata David yang berbicara kepada anak remaja yang berkata bahwa mereka tidak dapat membayangkan kakek-neneknya berhubungan seks. "Mereka juga manusia seperti kalian. Semua orang menginginkan pendamping."
Dan David juga berkata, semua orang tetap mengenakan pengaman, ketika mereka menemukan pendamping.
Harga Tinggi
Meningkatnya jumlah penderita virus ini pada usia 50 hingga 60 tahun, merupakan tantangan baru bagi kesehatan masyarakat di Amerika.
Orang-orang tua membutuhkan biaya lebih tinggi untuk perawatan kesehatan dibanding mereka yang muda, dan lebih mahal lagi jika menderita HIV/AIDS. Dan ini tidak hanya menjadi masalah bagi Amerika Serikat. PBB memperkirakan sekitar 11 persen dari 33 juta pengidap AIDS di dunia, berusia 50 tahun ke atas. Ini naik tujuh persen dibanding awal dekade ini.
Dr. Steve Karpiak dari ACRIA menyebut mereka yang hidup dengan virus HIV/AIDS pada usia lanjut, mudah juga terkena serangan jantung, komplikasi, kanker, hipertensi dan osteoporosis.
"Mereka yang berumur 55 tahun akan tampak seperti berusia 80 tahun," katanya menambahkan bahwa kampanye pencegahan ini untuk usia lanjut seharusnya sudah dari dulu dilakukan. Karpiak yakin bahwa semakin banyak orang berbicara mengenai seks dan HIV, semakin besar pertumbuhan jumlah pengidap HIV/AIDS menurun.