Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres hari Jumat (5/4) meninggalkan Libya setelah mengadakan pertemuan di wilayah timur negara itu dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Panglima Angkatan Bersenjata Nasional Libya (LNA), Marshal Khalifa Hifter.
Di bandara Benghazi sebelum berangkat, Guterres mengatakan PBB berkomitmen untuk memfasilitasi solusi politik di tengah meningkatnya ketegangan.
Ia mengatakan meninggalkan negara itu dengan berat hati.
Milisi di Libya barat pada hari Jumat memerangi pasukan LNA pimpinan Hifter, sehari setelah menyatakan serangan untuk merebut ibu kota, Tripoli, meningkatkan kekhawatiran perang saudara baru di negara yang kaya minyak itu.
Peningkatan kekerasan ini terjadi setelah pasukan LNA pimpinan Hifter, yang berbasis di timur negara itu, didesak ke barat.
Ia membawa pasukannya lebih dekat ke Tripoli, yang dikendalikan oleh Dewan Presiden yang didukung PBB dan Pemerintah Kesepakatan Nasional serta milisi pendukungnya. (my)