Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan hari Rabu (15/2) agar tidak meninggalkan ide solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina. Ia mengatakan, "tidak ada alternatif".
Ide negara Palestina hidup berdampingan dengan Israel, selama puluhan tahun ini telah menjadi landasan upaya perdamaian Timur Tengah, meskipun perundingan terakhir yang dimediasi Amerika macet pada tahun 2014. Tetapi seorang pejabat senior Gedung Putih hari Selasa mengatakan perdamaian dapat dicapai tanpa membentuk negara Palestina, dan Presiden Amerika Donald Trump tidak akan berusaha "mendiktekan" solusi.
Trump, dalam jumpa pers di Washington setelah Guterres berbicara, membiarkan pertanyaan itu tidak terjawab, dengan mengatakan ia akan mengupayakan perdamaian Israel dan Palestina, tetapi pada akhirnya akan terpulang kepada kedua pihak untuk mencapai kesepakatan. Sebelum Trump bertemu Perdana Menteri Israel, Palestina memperingatkan Gedung Putih agar tidak mengabaikan cita-cita Palestina mendirikan negara merdeka. Bagi orang Palestina, yang mengupayakan negara di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, yang diduduki Israel, bahkan gagasan Amerika mundur dari tujuan negara Palestina yang kelak berdampingan dengan Israel, yang didukung internasional, mengkhawatirkan.
Berbicara kemudian di Cairo University, Guterres menegaskan perlunya mengupayakan solusi dua negara. Guterres awal bulan ini mengecam tindakan parlemen Israel melegalkan ribuan rumah pemukim di Tepi Barat yang diduduki, dengan mengatakan itu bertentangan dengan hukum internasional dan akan memiliki konsekuensi hukum bagi Israel.
Berdasar undang-undang Israel, langkah itu secara retroaktif melegalkan sekitar 4.000 rumah pemukim yang dibangun di atas tanah milik pribadi orang Palestina. [ka/ds]