Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan permohonan perdamaian dengan berapi-api pada hari Selasa (31/10) dari sebuah situs di Nepal yang dihormati sebagai tempat kelahiran Buddha, di tengah konflik di Timur Tengah, Ukraina dan Sudan.
Selagi berkunjung ke Nepal, Guterres membicarakan tentang perlunya gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri “mimpi buruk” pertumpahan darah.
“Di Timur Tengah, Ukraina, Sahel, Sudan dan banyak tempat lain di dunia, konflik sedang berkecamuk,” kata Guterres.
“Peraturan dan institusi global sedang dirusak karena hak asasi manusia dan hukum internasional diinjak-injak,” imbuhnya.
Guterres mengadakan acara doa di Lumbini, yang terletak di sebelah selatan negara di pegunungan Himalaya itu. Lumbini adalah situs yang disebutnya sebagai tempat “spiritualitas, ketenangan, dan kedamaian.”
Buddha - yang meninggalkan kekayaan materi untuk merangkul dan mengajarkan kehidupan tanpa keterikatan – mendirikan sebuah agama yang kini memiliki lebih dari 500 juta penganut.
“Ini adalah tempat untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha, dan untuk merenungkan makna pesan perdamaian, saling ketergantungan, dan kasih sayang beliau di dunia yang bermasalah saat ini,” kata Guterres.
“Pada masa-masa sulit ini, pesan saya kepada dunia dari taman Lumbini yang tenang ini sederhana: Kemanusiaan punya pilihan. Jalan menuju perdamaian ada di tangan kita.”
Tempat kelahiran Buddha sempat terlupakan dan hilang ditelan hutan sebelum ditemukan kembali pada tahun 1896, ketika kehadiran prasasti bantalan pilar abad ketiga SM memungkinkan para sejarawan mengidentifikasinya sebagai Lumbini.
Tempat ini ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO dan dikunjungi oleh jutaan umat Buddha setiap tahunnya. [lt/rd]
Forum