Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

Sekjen PBB: Dunia Semakin Jauh dari Target Membatasi Pemanasan Global

Siluet seorang perempuan terlihat di saat matahari terbenam di Kansas City, Missouri, ketika suhu panas melanda wilayah tersebut pada 20 Agustus 2023. (Foto: AP/Charlie Riedel)
Siluet seorang perempuan terlihat di saat matahari terbenam di Kansas City, Missouri, ketika suhu panas melanda wilayah tersebut pada 20 Agustus 2023. (Foto: AP/Charlie Riedel)

Sekretaris Jenderal PBB pada hari Rabu (5/6) mengatakan bahwa dunia sedang berada pada "momen genting" untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global, di saat planet bumi baru saja mengalami 12 bulan terpanas secara berturut-turut dalam sejarah.

“Kenyataannya, hampir sepuluh tahun sejak Perjanjian Paris diberlakukan, target untuk membatasi pemanasan global jangka panjang hingga 1,5 derajat Celcius masih menggantung di ujung tanduk," kata Antonio Guterres kepada para hadirin di Museum Sejarah Alam Amerika di New York, di mana sebuah pameran mengenai dinosaurus yang telah punah di museum tersebut menjadi pengingat lain akan kondisi planet yang memburuk.

“Organisasi Meteorologi Dunia melaporkan hari ini bahwa ada kemungkinan 80% suhu rata-rata tahunan global akan melebihi batas 1,5 derajat dalam setidaknya satu dari lima tahun ke depan,” katanya.

“Kita sedang bertaruh dengan planet kita,” ujarnya memperingatkan dalam sebuah pidato khusus tentang iklim yang ia sampaikan di bawah patung paus biru yang terkenal di museum tersebut. Pidato itu menandai peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Sekjen PBB itu mengatakan bahwa 1% negara terkaya mengeluarkan polusi sebanyak dua pertiga dari seluruh umat manusia.

Ia juga mengatakan bahwa bumi menghasilkan sekitar 40 miliar ton karbon dioksida setiap tahunnya dan akan menghabiskan “anggaran karbon” yang tersisa sekitar 200 miliar ton sebelum tahun 2030. Guterres kemudia menyebutkan bahwa emisi global harus turun sebesar 9% setiap tahun antara saat ini dan 2030 untuk menjaga batas 1,5 derajat Celcius. Tahun lalu, emisi global naik 1%.

Biaya untuk krisis iklim akan terus bertambah tanpa adanya tindakan yang berarti.

“Meskipun besok emisi mencapai nol, sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kekacauan iklim masih akan menelan biaya setidaknya $38 triliun per tahun pada tahun 2050,” kata Guterres.

Bahan bakar fosil

Krisis iklim telah menjadi isu utama dalam masa jabatan Guterres sejak ia menjadi diplomat tertinggi di dunia tujuh setengah tahun yang lalu. Ia telah berulang kali menyerukan penghentian penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya dan beralih ke energi terbarukan yang lebih bersih seperti tenaga angin dan tenaga surya - yang telah menghasilkan hampir sepertiga kapasitas listrik dunia.

Dia meningkatkan peringatannya pada Rabu dengan mendesak bank-bank untuk berhenti membiayai proyek-proyek minyak, batu bara dan gas dan sebagai gantinya berinvestasi pada energi terbarukan. Ia meminta negara-negara untuk melarang iklan dari produsen bahan bakar fosil dan mengatakan bahwa platform berita dan teknologi harus berhenti menerima iklan mereka.

“Saya menyerukan kepada para pemimpin industri bahan bakar fosil untuk memahami bahwa jika Anda tidak berada di jalur cepat menuju transformasi energi bersih, Anda membawa bisnis Anda ke jalan buntu - dan menyeret kita semua,” ujar Sekjen PBB.

Guterres menambahkan bahwa industri minyak dan gas hanya menginvestasikan 2,5% dari total pengeluaran untuk energi bersih pada tahun lalu. Ia mendesak perusahaan-perusahaan hubungan masyarakat dan pelobi untuk berhenti mendukung industri “penghancuran planet” ini dan meninggalkan klien-klien tersebut.

“Banyak orang di industri bahan bakar fosil yang tanpa malu-malu melakukan greenwashing, bahkan ketika mereka berusaha untuk menunda aksi iklim - dengan lobi, ancaman hukum, dan kampanye iklan yang besar-besaran," katanya.

Menyamakan upaya

Sekretaris Jenderal PBB itu menegaskan kembali pendiriannya bahwa mereka yang paling sedikit berkontribusi terhadap krisis iklim adalah mereka yang paling menderita - terutama negara-negara miskin di Afrika dan negara-negara kepulauan kecil. Negara-negara ekonomi utama G20 menghasilkan 80% emisi dunia.

“Sangat memalukan bahwa mereka yang paling rentan dibiarkan terlantar, berjuang mati-matian untuk menghadapi krisis iklim yang tidak mereka ciptakan,” katanya. Guterres memperingatkan bahwa perbedaan antara 1,5 dan 2 derajat dapat berarti kelangsungan hidup atau kepunahan bagi beberapa negara kepulauan kecil dan masyarakat pesisir.

“1,5 derajat bukanlah sebuah target. Itu bukan tujuan. Ini adalah batas fisik,” katanya. Pemanasan global telah merusak lautan di planet ini, terumbu karang dan ekosistem laut, serta mencairnya es laut. Di seluruh dunia, banjir besar, kekeringan, gelombang panas, kebakaran hutan, dan bencana lain yang berhubungan dengan iklim menjadi semakin sering terjadi.

Sekretaris Jenderal PBB mengatakan bahwa harus ada lebih banyak pembiayaan dan dukungan teknis dari negara-negara kaya untuk mengurangi dampak iklim dan berinvestasi pada energi terbarukan bagi negara-negara berpenghasilan rendah.

Ia juga mengatakan bahwa sistem peringatan dini global harus tersedia pada tahun 2027, untuk melindungi semua orang di Bumi dari cuaca, air, dan iklim yang berbahaya.

Dia mendesak warga untuk terus membuat suara mereka didengar dan mengatakan bahwa inilah saatnya bagi para pemimpin untuk memutuskan di pihak siapa mereka berada.

“Sekarang adalah waktunya untuk menggerakkan; sekarang adalah waktunya untuk bertindak; sekarang adalah waktunya untuk menyampaikan,” ujarnya yang disambut tepuk tangan meriah. “Ini adalah momen kebenaran kita.” [my/jm]

See all News Updates of the Day

Trump Tinggalkan Fokus Amerika pada Energi Terbarukan

Rig-rig pengeboran minyak tampak di Loco Hills di Eddy County, New Mexico, Amerika Serikat (foto: ilustrasi).
Rig-rig pengeboran minyak tampak di Loco Hills di Eddy County, New Mexico, Amerika Serikat (foto: ilustrasi).

Di antara banyak rencana yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump pada hari pertamanya kembali menjabat adalah arahan presiden bagi Amerika Serikat untuk menghentikan program peralihan ke energi bersih dan meningkatkan produksi minyak. Bagaimana tantangan yang dihadapi kebijakan Trump tersebut?

Menanggulangi perubahan iklim merupakan inti dari pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, tetapi di bawah Presiden Donald Trump, Amerika Serikat bergerak ke arah yang berbeda.

“Hari ini saya juga akan mengumumkan keadaan darurat energi nasional. Kami akan (terus) mengebor, sayang, mengebor (minyak),” kata Trump.

Ketika seorang presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, ia memiliki lebih banyak kewenangan eksekutif untuk menyelesaikan berbagai hal, termasuk mencabut regulasi industri untuk mengebor minyak dan gas.

Pada hari Jumat, Trump menambahkan faktor geopolitik, dengan mengatakan bahwa menurunkan harga minyak adalah kunci untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Presiden Donald Trump menyerukan agar OPEC turunkan harga minyak.
Presiden Donald Trump menyerukan agar OPEC turunkan harga minyak.

“OPEC harus segera bertindak dan menurunkan harga minyak sehingga perang itu akan segera berakhir,” imbuh Trump.

Para analis merasa skeptis bahwa tuntutan dan kebijakan Trump tersebut akan berdampak signifikan pada harga minyak, seperti diungkapkan oleh Sheila Olmstead, guru besar di Universitas Cornell yang berbicara dengan VOA melalui Skype. “Anda harus memikirkan hal-hal seperti pasokan minyak yang didorong oleh permintaan internasional dan hal-hal lain yang akan sangat berbeda dari berbagai jenis kebijakan yang mungkin dipikirkan oleh Presiden Trump, yang dapat, di antaranya, memengaruhi eksplorasi dan ekstraksi minyak dan gas.”

Analis mengatakan harga minyak yang rendah juga akan merugikan para donor Trump, yaitu industri bahan bakar fosil Amerika. Para pendukung energi terbarukan menunjukkan bahwa produksi minyak dan gas AS sudah mencapai puncaknya.

Heather O'Neill adalah presiden dan CEO Advanced Energy United, sebuah lembaga nirlaba di Washington, DC. Ia berbicara dengan VOA melalui Zoom. “Jadi, jika ini adalah keadaan darurat, mengapa kita tidak mencari semua sumber daya yang tersedia, khususnya yang menunjukkan nilai riil pada jaringan listrik? Mengapa kita tidak memanfaatkan semua sumberdaya yang kita miliki?,” tanyanya.

Trump, yang telah berulang kali menyebut perubahan iklim sebagai “tipuan,” ingin menghentikan upaya untuk meningkatkan kendaraan listrik di AS, dengan mencabut keringanan pajak untuk pembelian dan manufaktur kendaraan listrik yang disahkan oleh Kongres selama masa jabatan Biden.

“Kami akan mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri otomotif kami dan menepati janji suci saya kepada para pekerja otomotif Amerika yang hebat,” tandas Trump.

Namun, ia akan membutuhkan persetujuan Kongres untuk langkah tersebut.

Analis mengatakan hal itu kontraproduktif dengan tujuan yang dinyatakan oleh Trump sendiri untuk bersaing dengan China, yang sudah menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.

Berbicara dengan VOA, Jun Chen, profesor di Universitas Oakland, mengatakan, “Ada konsensus di kalangan akademisi bahwa kendaraan listrik adalah jalan keluar. Kendaraan listrik adalah jalan keluar untuk mengatasi masalah lingkungan kita. Tidak ada jalan mundur dalam pengembangan kendaraan listrik.”

Trump Tinggalkan Fokus AS pada Energi Terbarukan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:56 0:00

Tindakan Trump pada hari pelantikan juga mencakup perintah untuk menarik AS dari komitmen iklim internasional.

“Hal berikutnya, Bapak Presiden, adalah surat yang akan dikirimkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menjelaskan bahwa kami menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris.”

AS saat ini memproduksi lebih banyak minyak dan gas daripada negara mana pun dalam sejarah.

Sementara itu, meskipun mempertahankan sebagian besar produksi bahan bakar fosilnya, China adalah produsen panel surya dan turbin angin terkemuka di dunia. Negara itu juga merupakan pencemar iklim terbesar di planet Bumi. [lt/ab]

Eropa Catat Rekor Penggunaan Energi Bersih; Trump Gencarkan Penggunaan Bahan Bakar Fosil di AS

Turbin angin dioperasikan di area pembangkit listrik tenaga surya Klettwitz Norddi dekat Klettwitz, Jerman, pada 15 Oktober 2024. (Foto: AP/Matthias Schrader)
Turbin angin dioperasikan di area pembangkit listrik tenaga surya Klettwitz Norddi dekat Klettwitz, Jerman, pada 15 Oktober 2024. (Foto: AP/Matthias Schrader)

Para ahli mengatakan mereka terdorong oleh pengurangan bahan bakar fosil di Eropa, khususnya karena AS tampaknya akan meningkatkan emisinya karena presiden barunya menjanjikan harga bahan bakar yang lebih murah.

Sebanyak 47% listrik Uni Eropa (UE) kini berasal dari tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya, kata sebuah laporan hari Kamis (23/1). Kondisi tersebut menjadi tanda lain dari kesenjangan yang kian besar antara upaya blok itu untuk menggunakan energi bersih dan pemerintahan baru AS yang mendorong penggunaan lebih banyak bahan bakar fosil.

Hampir tiga per empat listrik UE tidak mengeluarkan gas penyebab pemanasan bumi ke udara — dengan 24% energi listrik lainnya di blok tersebut berasal dari tenaga nuklir, kata laporan yang dirilis oleh lembaga kajian energi iklim Ember. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi daripada di negara-negara seperti AS dan China, di mana hampir dua per tiga energi mereka masih diproduksi dari bahan bakar fosil penghasil karbon yang mencemari seperti batu bara, minyak, dan gas.

Para ahli mengatakan mereka terdorong oleh pengurangan bahan bakar fosil di Eropa, khususnya karena AS tampaknya akan meningkatkan emisinya karena presiden barunya menjanjikan harga bahan bakar yang lebih murah, menghentikan sewa untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin, dan berjanji untuk mencabut insentif era Biden untuk kendaraan listrik.

"Bahan bakar fosil kehilangan cengkeramannya pada energi UE," kata Chris Rosslowe, pakar energi di Ember. Pada tahun 2024, tenaga surya menghasilkan 11% listrik UE, menyalip batu bara yang turun di bawah 10% untuk pertama kalinya. Sumber energi bersih dari tenaga angin menghasilkan lebih banyak listrik daripada gas untuk tahun kedua berturut-turut.

Data tahun 2024 tidak tersedia untuk semua negara. Data Ember untuk pembangkit listrik terbesar di dunia untuk tahun 2023 menunjukkan Brazil dengan pangsa listrik terbesar dari sumber energi terbarukan, hampir mencapai 89%, di mana sebagian besar berasal dari tenaga hidroelektrik. Kanada sendiri memiliki sekitar 66,5%, China dengan 30,6%, dan Prancis dengan 26,5%. Sementara itu, jumlah cakupan energi terbarukan yang menghasilkan listrik di AS dan India masing-masing mencapai 22,7% dan 19,5%.

Salah satu alasan mengapa transisi energi bersih Eropa berjalan cepat adalah Kesepakatan Hijau Eropa, suatu kebijakan ambisius yang disahkan pada tahun 2019 yang membuka jalan bagi pemutakhiran Undang-undang iklim. Sebagai hasil dari kesepakatan tersebut, Uni Eropa membuat target mereka lebih ambisius, dengan tujuan untuk memangkas 55% emisi di kawasan tersebut pada akhir dekade ini. Kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menjadikan Eropa netral terhadap iklim — mengurangi jumlah emisi tambahan di udara hingga hampir nol — pada tahun 2050.

Ratusan peraturan dan arahan di negara-negara Eropa untuk memberi insentif investasi dalam energi bersih dan mengurangi polusi karbon telah disahkan atau sedang dalam proses diratifikasi di seluruh Eropa.

"Pada awal Kesepakatan, energi terbarukan merupakan sepertiga dan bahan bakar fosil menyumbang 39% listrik Eropa," kata Rosslowe. "Saat ini, bahan bakar fosil hanya menghasilkan 29% dan tenaga angin serta tenaga surya telah mendorong transisi energi bersih." Jumlah listrik yang dihasilkan oleh energi nuklir tetap relatif stabil di blok tersebut. [uh/ab]

VOA Headline News: Eropa Catat Rekor Penggunaan Energi Bersih, Sementara Trump Arahkan AS ke Bahan Bakar Fosil

VOA Headline News: Eropa Catat Rekor Penggunaan Energi Bersih, Sementara Trump Arahkan AS ke Bahan Bakar Fosil
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:00 0:00

Layanan Cuaca Keluarkan Peringatan Waspada Kebakaran untuk California

Para pemadam kebakaran memangkas semak-semak di bukit dekat pusat perbelanjaan Mission Valley Shopping Mall di San Diego, Selasa, 21 Januari 2025. (Foto: Gregory Bull/AP Photo)
Para pemadam kebakaran memangkas semak-semak di bukit dekat pusat perbelanjaan Mission Valley Shopping Mall di San Diego, Selasa, 21 Januari 2025. (Foto: Gregory Bull/AP Photo)

Peringatan waspada kebakaran itu berlaku untuk sebagian besar wilayah Kabupaten Los Angeles dan Ventura hingga Kamis pukul 20.00.

Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service/NWS) Selasa (21/1) mengeluarkan peringatan waspada kebakaran untuk sebagian besar daerah Los Angeles dan Ventura di California karena "kelembapan relatif yang sangat rendah dan periode angin lepas pantai yang kencang" di daerah tersebut.

NWS mengatakan "peringatan waspada kebakaran dengan situasi sangat berbahaya telah berakhir, tetapi kondisi cuaca rawan kebakaran yang berbahaya terus berlanjut hingga Kamis (23/1) atau Jumat (24/1)."

Angin timur laut akan tetap "berembus kencang" di perbukitan dan pegunungan, kata NWS dalam sebuah pernyataan. Tingkat kelembapan rendah akan terus berlanjut.

Angin diperkirakan akan tenang di beberapa daerah pada Selasa (21/1) malam hingga Rabu (22/1), tetapi kondisi yang sangat kering akan terus berlanjut dan angin akan menguat kembali pada Rabu malam, menurut layanan cuaca tersebut. Peringatan waspada kebakaran itu berlaku untuk sebagian besar wilayah Kabupaten Los Angeles dan Ventura hingga Kamis pukul 20.00.

Sebelumnya pada Selasa, NWS mengatakan ada risiko ekstrem terjadinya kebakaran di beberapa wilayah California Selatan. NWS mengatakan angin berkecepatan 32 hingga 64 kilometer per jam, dikombinasikan dengan "angin yang lebih kencang di daratan, tingkat kelembapan relatif yang rendah, dan bahan kering yang mudah terbakar, telah menyebabkan kondisi yang berbahaya tersebut."

Angin kencang memicu beberapa kebakaran yang tersebar pada Selasa di Los Angeles, tetapi petugas pemadam kebakaran yang waspada dengan cepat mengendalikan api.

Setidaknya 27 orang tewas dalam serangkaian kebakaran hutan di wilayah Los Angeles selama dua pekan terakhir karena angin Santa Ana yang bercampur dengan kondisi kering di darat membuat api cepat menyebar.

Kepala Pengawas Daerah Los Angeles Kathryn Barger telah meminta penyelidikan eksternal atas proses pemberitahuan evakuasi bagi warga Altadena bagian barat, di dekat Kebakaran Eaton, salah satu dari beberapa kebakaran yang terjadi di Los Angeles. Sebuah laporan di Los Angeles Times mengatakan perintah evakuasi untuk Altadena bagian barat tertunda berjam-jam.

"Dari apa yang telah diberitahukan kepada saya, itu adalah malam yang penuh kekacauan bagi petugas pemadam kebakaran dan petugas tanggap darurat," kata Barger kepada The Times. Barger mengatakan bahwa ia memiliki "kekhawatiran mendalam" tentang apa yang terjadi.

Warga mengatakan kepada Times bahwa pada saat mereka menerima perintah evakuasi, banyak rumah di daerah itu sudah terbakar.

Tujuh belas orang dilaporkan tewas dalam kebakaran Eaton.

Wali Kota Los Angeles Karen Bass mengatakan instruksi yang ditandatanganinya pada Selasa dirancang untuk membendung aliran puing-puing beracun dari kebakaran di wilayah itu serta melindungi pantai dan lautan di daerah itu. [uh/ft]

Badai Salju Langka Landa Houston dan New Orleans

Foto yang diambil dari drone tampak salju menyelimuti Taman Hermann dan gedung-gedung pencakar langit di Houston, Texas, Selasa, 21 Januari 2025. (Foto: Evan Garcia/Reuters)
Foto yang diambil dari drone tampak salju menyelimuti Taman Hermann dan gedung-gedung pencakar langit di Houston, Texas, Selasa, 21 Januari 2025. (Foto: Evan Garcia/Reuters)

Layanan Cuaca Nasional mengeluarkan peringatan badai salju untuk wilayah mulai dari Texas di selatan hingga timur melalui Georgia dan ke utara ke negara bagian South Carolina dan North Carolina hingga ke Virginia.

Badai musim dingin yang jarang terjadi melanda kawasan Pantai Teluk Amerika Serikat, Selasa (21/1). Badai itu mencurahkan salju yang memecahkan rekor lebih dari satu abad di kawasan selatan, di mana hujan salju jarang terjadi. Sementara itu sebagian besar wilayah Amerika masih diliputi suhu dingin membeku yang berbahaya.

Peringatan badai salju berlaku bagi 31 juta orang – mulai dari Texas di selatan hingga timur melalui Georgia dan ke utara ke negara bagian South Carolina dan North Carolina hingga ke Virginia – hingga Rabu (22/1) pagi, kata Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service/NWS).

Dengan bergeraknya badai ke arah timur, para petugas di dekat Houston membersihkan jalan-jalan raya, pada Selasa. Sementara itu jalan-jalan di pusat kota itu, yang diselimuti salju putih, praktis kosong.

Sekolah-sekolah ditutup pada Selasa (21/1) dan Rabu (22/1) sementara kota terbesar keempat di AS itu diperkirakan diguyur hujan salju setinggi 10 sentimeter.

“Saya telah tinggal di Texas sepanjang usia saya dan saya belum pernah melihat salju sedalam ini,” kata Ishan Bhaidani, 29, yang memiliki perusahaan konsultan teknologi keuangan di Houston.

“Biasanya kota ini sangat dingin, tetapi salju sehalus ini, ini pertama kalinya," imbuh Bhaidani.

Pihak berwenang di Houston menyelidiki dua kematian yang mungkin terkait cuaca, termasuk seorang lelaki tunawisma yang didapati tewas di dekat sebuah kompleks apartemen, kata Sherif Kabupaten Harris dalam pernyataan yang diunggah di X.

Salju juga turun di New Orleans, di mana salju terakumulasi setinggi hampir 25 sentimeter pada sore hari, menurut NWS.

Richard Bann, pakar cuaca di NWS, mengatakan, badan tersebut mencoba memastikan apakah hujan salju hari Selasa memecahkan rekor di New Orlans yang tercatat 20 sentimeter pada 1895.

Menurut NWS, kali terakhir New Orleans menerima hujan salju yang dapat diukur adalah pada tahun 2009.

Hujan salju yang memecahkan rekor 144 tahun, bercurah lebih dari 15 sentimeter, turun d Mobile, Alabama, pada sore hari, menurut NWS.

Badai ini diperkirakan bergerak perlahan melalui Mississippi, Georgia dan Florida awal pekan ini.

Badai itu mengganggu perjalanan udara dengan menyebabkan penundaan atau pembatalan penerbangan pada hari Selasa. Lebih dari 1.000 penerbangan dari dan ke Bandara Internasional George Bush, Houston, dibatalkan, menurut Flightaware.com. [uh/ns]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG