Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Kamis (21/4) mengatakan bahwa Ukraina layak menjadi bagian NATO yang dipimpin AS, aliansi militer utama Barat. Tetapi sikapnya itu langsung menuai protes dari Rusia.
Dalam lawatan pertamanya ke Ukraina sejak invasi Rusia 14 bulan lalu, Stoltenberg mengatakan dalam konferensi pers, “Biar saya perjelas, tempat Ukraina yang sah adalah di dalam keluarga Euro-Atlantik. Tempat yang sah bagi Ukraina adalah di NATO.”
Stoltenberg mengatakan ia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membahas program dukungan NATO untuk membantu “transisi Kyiv dari doktrin dan peralatan era-Soviet ke standar NATO dan memastikan interoperabilitas penuh dengan aliansi. NATO mendukung Anda hari ini, besok dan selama diperlukan.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan mencegah negara tetangganya, Ukraina, bergabung dengan aliansi NATO yang beranggotakan 31 negara itu masih menjadi salah satu tujuan dari invasi Rusia. Ia mengatakan keanggotaan Ukraina di NATO akan menjadi “ancaman yang serius dan signifikan terhadap negara kami, terhadap keamanan negara kami.”
Sebelumnya bulan ini, Finlandia, yang memiliki perbatasan sepanjang 1.300 kilometer dengan Rusia, mengesampingkan netraliltasnya selama puluhan tahun dan bergabung dengan NATO. Negara tetangganya, Swedia, juga ingin bergabung dengan aliansi itu dalam beberapa bulan mendatang.
Terlepas dari pernyataan Stoltenberg mengenai bergabungnya Ukraina dengan NATO, kemungkinan besar ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Negara-negara Barat secara individu telah mengirimkan persenjataan bernilai miliaran dolar ke Ukraina untuk membantunya menangkis invasi Rusia serta memasok informasi intelijen ke Kyiv namun tidak mengirimkan tentara. Jika Ukraina menjadi anggota NATO, para anggota lainnya akan wajib berperang bersama pasukan Kyiv untuk mempertahankan teritorinya. [uh/ab]
Forum