Perusahaan mobil Volkswagen menyatakan sebuah studi mengungkap bahwa petugas keamanan di pabriknya di Brazil bekerjasama dengan diktator militer negara itu pada 1964 – 1985.
Namun, studi yang dilakukan oleh pembuat mobil Jerman tahun lalu itu tidak menemukan bukti, bahwa kerjasama itu “terlembagakan”, menurut Christopher Kopper, profesor sejarah di Universitas Bielefeld, Jerman, yang melakukan penelitian ini.
Kopper mengatakan dalam penelitian ini ada kerjasama secara pribadi antara petugas-petugas keamanan di Volkswagen Brazil dan bekas rezim militer negara itu. Namun, juga tak ada bukti jelas yang ditemukan bahwa kerjasama itu dilembagakan oleh perusahaan.
Studi menemukan bahwa “petugas keamanan memonitor aktivitas oposisi yang dilakukan pegawai perusahaan, dan tindakan tersebut membantu penangkapan setidaknya tujuh anggota staf.”
Volkswagen mengatakan penelitian Kopper didasarkan pada pernyataan mantan pegawai, dokumen dari arsip Volkswagen di Jerman dan Brazil serta arsip pemerintah Brazil.
Hasil penelitian ini diumumkan Kamis (14/12) di pabrik VW di Sao Bernardo do Campo.
Mantan pegawai dan aktivis HAM berdemo di luar pabrik, memprotes VW yang menolak mengeluarkan permintaan maaf resmi dan memberi santunan kepada para korban.
“Kami tidak ingin perayaan. Kami ingin keadilan,” kata Lucio Bellentanio, anggota Partai Komunis yang pernah bekerja di Volkswagen. Dia mengatakan dia ditangkap dan disiksa ketika bekerja di VW dan kemudian mengalami penyiksaan ketika di penjara berbulan-bulan.
Perusahaan mengatakan tidak berencana akan melanjutkan penelitian tersebut dan tidak berencana menyediakan ganti rugi uang kepada para korban. [rt]