Demonstran Mesir, yang marah karena perdana menteri terakhir dalam pemerintahan bekas pemimpin terguling Hosni Mubarak telah maju ke putaran kedua pemilu, membakar kantor pusat kampanyenya setelah para pejabat mengukuhkan hasil pemilu.
Petugas kebakaran hari Senin malam mengatakan kebakaran di kantor pusat Ahmed Shafiq di Kairo telah dipadamkan dan tidak ada korban cedera.
Sebelumnya, ribuan demonstran berkumpul di Alun-alun Tahrir di Kairo dan tempat-tempat lain di seluruh Mesir, meneriakkan slogan-slogan anti militer, anti Shafiq dan anti calon Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi.
Shafiq dikenal luas sebagai tangan kanan dan simbol kekuasaan Mubarak, dan persaingannya dengan Morsi menunjukkan hasil pemilu yang sangat bertentangan. Hasil pemilu itu memecah Mesir dan sangat mengecewakan gerakan aktivis yang membangkitkan revolusi negara itu tahun 2011 menentang kekuasaan Mubarak.
Hasil pemilu presiden itu diragukan bahkan sebelum diumumkan.
Ketiga calon yang diperkirakan teratas mengajukan banding kepada komisi pemilu, dengan dugaan pelanggaran dan kecurangan. Calon Sosialis, Hamdeen Sabahi, mendesak penghitungan ulang di lima propinsi di mana hasilnya disengketakan.
Para pejabat Mesir Senin mengukuhkan hasil pemilihan presiden yang menetapkan pemilihan putaran kedua, yang bakal menghadapkan kandidat kelompok Islamis Persaudaraan Muslim dan kandidat yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah mantan Presiden Hosni Mubarak.
Hasil penghitungan pemilihan bebas pertama Mesir pekan lalu menunjukkan Mohammed Morsi dari Persaudaraan Muslim sebagai peraih suara terbanyak dan mantan perdana menteri yang sekuler, Ahmed Shafiq, menempati posisi ke-dua. Ini mengukuhkan hasil pendahuluan yang dilansir pekan lalu.
Pilpres putaran kedua, yang akan digelar pada 16 dan 17 Juni, akan memberi rakyat Mesir pilihan sulit mengingat bertolakbelakangnya karena latar belakang kedua kandidat.
Morsi meraih 5,7 juta suara lebih, sedangkan Shafiq sekitar 5,5 juta suara. Kandidat Sosialis Hamdeen Sabahi menempati urutan ke-tiga dengan lebih dari 4,8 juta suara, melampaui kandidat Islamis moderat Abdel Moneim Abul Fotouh yang meraih sekitar 4 juta suara. Mantan menteri luar negeri Amr Moussa di tempat ke-lima, dengan 2,58 juta suara.
Komisi pemilu mengatakan jumlah pemilih yang memberikan suara mencapai 46 persen dari 50 juta pemilih terdaftar.
Petugas kebakaran hari Senin malam mengatakan kebakaran di kantor pusat Ahmed Shafiq di Kairo telah dipadamkan dan tidak ada korban cedera.
Sebelumnya, ribuan demonstran berkumpul di Alun-alun Tahrir di Kairo dan tempat-tempat lain di seluruh Mesir, meneriakkan slogan-slogan anti militer, anti Shafiq dan anti calon Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi.
Shafiq dikenal luas sebagai tangan kanan dan simbol kekuasaan Mubarak, dan persaingannya dengan Morsi menunjukkan hasil pemilu yang sangat bertentangan. Hasil pemilu itu memecah Mesir dan sangat mengecewakan gerakan aktivis yang membangkitkan revolusi negara itu tahun 2011 menentang kekuasaan Mubarak.
Hasil pemilu presiden itu diragukan bahkan sebelum diumumkan.
Ketiga calon yang diperkirakan teratas mengajukan banding kepada komisi pemilu, dengan dugaan pelanggaran dan kecurangan. Calon Sosialis, Hamdeen Sabahi, mendesak penghitungan ulang di lima propinsi di mana hasilnya disengketakan.
Para pejabat Mesir Senin mengukuhkan hasil pemilihan presiden yang menetapkan pemilihan putaran kedua, yang bakal menghadapkan kandidat kelompok Islamis Persaudaraan Muslim dan kandidat yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah mantan Presiden Hosni Mubarak.
Hasil penghitungan pemilihan bebas pertama Mesir pekan lalu menunjukkan Mohammed Morsi dari Persaudaraan Muslim sebagai peraih suara terbanyak dan mantan perdana menteri yang sekuler, Ahmed Shafiq, menempati posisi ke-dua. Ini mengukuhkan hasil pendahuluan yang dilansir pekan lalu.
Pilpres putaran kedua, yang akan digelar pada 16 dan 17 Juni, akan memberi rakyat Mesir pilihan sulit mengingat bertolakbelakangnya karena latar belakang kedua kandidat.
Morsi meraih 5,7 juta suara lebih, sedangkan Shafiq sekitar 5,5 juta suara. Kandidat Sosialis Hamdeen Sabahi menempati urutan ke-tiga dengan lebih dari 4,8 juta suara, melampaui kandidat Islamis moderat Abdel Moneim Abul Fotouh yang meraih sekitar 4 juta suara. Mantan menteri luar negeri Amr Moussa di tempat ke-lima, dengan 2,58 juta suara.
Komisi pemilu mengatakan jumlah pemilih yang memberikan suara mencapai 46 persen dari 50 juta pemilih terdaftar.