Di manakah tempat duduk terbaik dalam rumah? Mungkin jawabannya adalah yang mana saja yang paling tidak nyaman. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa mengurangi waktu duduk menjadi kurang dari tiga jam sehari dapat memperpanjang hidup Anda selama dua tahun.
Manusia dirancang untuk bergerak. Namun gaya hidup modern dan pekerjaan kantoran jarang membuat kita berjalan ke sana ke mari, malah sebaliknya, ujar Peter Katzmarzyk, seorang epidemiolog dari University of Louisiana.
"Kita terlalu banyak duduk. Duduk saat makan, duduk di dalam mobil, duduk sambil menonton televisi. Dan banyak orang yang duduk berjam-jam saat bekerja. Jadi rata-rata orang Amerika melaporkan bahwa mereka duduk empat setengah sampai lima jam sehari,” ujar Katzmarzyk.
Ia menambahkan bahwa lamanya waktu duduk, seperti juga olahraga, akan mempengaruhi kesehatan.
“Kita tidak bisa meninggalkan aktivitas fisik. Ini amat sangat penting. Ada penelitian berumur 60 tahun yang menunjukkan hal itu. Namun perilaku santai juga berpengaruh. Jika Anda berolahraga 30 menit per hari, apa yang terjadi selama 23,5 jam sisanya sangatlah berarti bagi kesehatan kita,” jelas Katzmarzyk.
Katzmarzyk dan para koleganya merupakan bagian dari generasi baru peneliti yang mencoba menemukan bagaimana duduk seharian dapat mempengaruhi umur kita.
“Bidang penelitian ini relative baru. Studi-studi yang menganalisis hubungan antara duduk dan mortalitas atau menonton TV dan mortalitas sangat jarang. Hanya ada sedikit saja, lima atau enam penelitian dalam empat atau lima tahun terakhir,” jelas Katzmarzyk.
Riset mengenai manfaat mengurangi waktu duduk ini telah diterbitkan dalam jurnal daring BMJ Open. Katzmarzyk dan para koleganya mengumpulkan data hampir 167.000 orang dewasa. Lalu mereka juga mengambil data survei pemerintah mengenai penduduk Amerika Serikat untuk mengetahui secara pasti berapa lama yang dihabiskan setiap orang untuk duduk dan menonton TV.
Tim tersebut tidak hanya menemukan bahwa warga AS dapat hidup lebih lama dengan mengurangi waktu duduk, mereka juga mendapati bahwa memotong waktu menonton televisi menjadi kurang dari dua jam per hari dapat memperjanjang hidup selama 1,4 tahun.
Orang-orang yang menghabiskan setengah hidupnya duduk mungkin akan bertanya, “Apakah sudah terlambat untuk membuat perubahan?”
“Itu pertanyaan yang bagus. Data dari penelitian mengenai aktivitas fisik menunjukkan bahwa tidak, tidak ada kata terlambat. Aktivitas fisik baik untuk Anda pada usia berapapun. Kami belum tahu pasti mengenai duduk, tapi asumsinya mungkin serupa,” ungkat Katzmarzyk.
Perubahan sudah terjadi di beberapa tempat kerja, terutama dalam hal desain meja.
“Itu salah satu strategi yang digunakan banyak perusahaan sekarang. Ada beberapa perusahaan yang memiliki lima meja kerja untuk digunakan sambil berdiri untuk para pekerja, atau meja yang dilengkapi ‘treadmill’. Saya dengan ada perusahaan-perusahaan yang tidak menyediakan meja kerja untuk setiap orang, namun ada meja kolektif di mana para pekerja dapat berada di sana satu jam perhari dan menjawab surat elektronik atau berbicara di telepon,” ujar Katzmarzyk.
Ia menambahkan bahwa hanya dengan meneliti masalah ini telah menginspirasi timnya untuk membuat beberapa perubahan dalam kehidupan mereka.
“Sebagai profesor di universitas, pekerjaan ini kurang menuntuk saya untuk bergerak. Kami banyak menghabiskan waktu di meja kerja untuk menulis makalah atau melakukan penelitian. Kami sangat mencoba mengurangi waktu untuk melakukannya,” tutur Katzmarzyk.
Katzmarzyk dan timnya merekomendasikan beberapa perubahan sederhana: Sering-sering bangun dari meja kerja, berjalan pada saat makan siang, dan daripada mengirim surat elektronik ke para kolega, lebih baik datang ke ruangan mereka dan berbicara tatap muka. Semua aktivitas ini dapat menjadi menyenangkan dan memperpanjang usia.
Manusia dirancang untuk bergerak. Namun gaya hidup modern dan pekerjaan kantoran jarang membuat kita berjalan ke sana ke mari, malah sebaliknya, ujar Peter Katzmarzyk, seorang epidemiolog dari University of Louisiana.
"Kita terlalu banyak duduk. Duduk saat makan, duduk di dalam mobil, duduk sambil menonton televisi. Dan banyak orang yang duduk berjam-jam saat bekerja. Jadi rata-rata orang Amerika melaporkan bahwa mereka duduk empat setengah sampai lima jam sehari,” ujar Katzmarzyk.
Ia menambahkan bahwa lamanya waktu duduk, seperti juga olahraga, akan mempengaruhi kesehatan.
“Kita tidak bisa meninggalkan aktivitas fisik. Ini amat sangat penting. Ada penelitian berumur 60 tahun yang menunjukkan hal itu. Namun perilaku santai juga berpengaruh. Jika Anda berolahraga 30 menit per hari, apa yang terjadi selama 23,5 jam sisanya sangatlah berarti bagi kesehatan kita,” jelas Katzmarzyk.
Katzmarzyk dan para koleganya merupakan bagian dari generasi baru peneliti yang mencoba menemukan bagaimana duduk seharian dapat mempengaruhi umur kita.
“Bidang penelitian ini relative baru. Studi-studi yang menganalisis hubungan antara duduk dan mortalitas atau menonton TV dan mortalitas sangat jarang. Hanya ada sedikit saja, lima atau enam penelitian dalam empat atau lima tahun terakhir,” jelas Katzmarzyk.
Riset mengenai manfaat mengurangi waktu duduk ini telah diterbitkan dalam jurnal daring BMJ Open. Katzmarzyk dan para koleganya mengumpulkan data hampir 167.000 orang dewasa. Lalu mereka juga mengambil data survei pemerintah mengenai penduduk Amerika Serikat untuk mengetahui secara pasti berapa lama yang dihabiskan setiap orang untuk duduk dan menonton TV.
Tim tersebut tidak hanya menemukan bahwa warga AS dapat hidup lebih lama dengan mengurangi waktu duduk, mereka juga mendapati bahwa memotong waktu menonton televisi menjadi kurang dari dua jam per hari dapat memperjanjang hidup selama 1,4 tahun.
Orang-orang yang menghabiskan setengah hidupnya duduk mungkin akan bertanya, “Apakah sudah terlambat untuk membuat perubahan?”
“Itu pertanyaan yang bagus. Data dari penelitian mengenai aktivitas fisik menunjukkan bahwa tidak, tidak ada kata terlambat. Aktivitas fisik baik untuk Anda pada usia berapapun. Kami belum tahu pasti mengenai duduk, tapi asumsinya mungkin serupa,” ungkat Katzmarzyk.
Perubahan sudah terjadi di beberapa tempat kerja, terutama dalam hal desain meja.
“Itu salah satu strategi yang digunakan banyak perusahaan sekarang. Ada beberapa perusahaan yang memiliki lima meja kerja untuk digunakan sambil berdiri untuk para pekerja, atau meja yang dilengkapi ‘treadmill’. Saya dengan ada perusahaan-perusahaan yang tidak menyediakan meja kerja untuk setiap orang, namun ada meja kolektif di mana para pekerja dapat berada di sana satu jam perhari dan menjawab surat elektronik atau berbicara di telepon,” ujar Katzmarzyk.
Ia menambahkan bahwa hanya dengan meneliti masalah ini telah menginspirasi timnya untuk membuat beberapa perubahan dalam kehidupan mereka.
“Sebagai profesor di universitas, pekerjaan ini kurang menuntuk saya untuk bergerak. Kami banyak menghabiskan waktu di meja kerja untuk menulis makalah atau melakukan penelitian. Kami sangat mencoba mengurangi waktu untuk melakukannya,” tutur Katzmarzyk.
Katzmarzyk dan timnya merekomendasikan beberapa perubahan sederhana: Sering-sering bangun dari meja kerja, berjalan pada saat makan siang, dan daripada mengirim surat elektronik ke para kolega, lebih baik datang ke ruangan mereka dan berbicara tatap muka. Semua aktivitas ini dapat menjadi menyenangkan dan memperpanjang usia.