Tautan-tautan Akses

Sebelum Dirawat, Paus Fransiskus Berselisih dengan Kardinal Soal Defisit Keuangan Vatikan


Paus Fransiskus di Rio de Janeiro, pada 26 Juli 2013. (Foto: AFP)
Paus Fransiskus di Rio de Janeiro, pada 26 Juli 2013. (Foto: AFP)

Tiga hari sebelum dirawat di rumah sakit, Paus membentuk komisi tingkat tinggi baru yang bertugas mengerek donasi untuk Vatikan yang merupakan pusat gereja dunia yang menaungi 1,4 miliar umat itu.

Sebelum dirawat karena menderita pneumonia ganda, Paus Fransiskus sempat bersitegang dengan beberapa kardinal yang menentang langkahnya untuk menutup defisit keuangan Vatikan yang terus membengkak.

Tiga hari sebelum dirawat di rumah sakit, Paus membentuk komisi tingkat tinggi baru yang bertugas mengerek donasi untuk Vatikan yang merupakan pusat gereja dunia yang menaungi 1,4 miliar umat itu.

Vatikan mengumumkan pembentukan "Komisi Donasi untuk Tahta Suci" pada Rabu (26/2), saat Paus Fransiskus menjalani hari ke-13 di rumah sakit. Komisi ini dibentuk setelah Paus menghadapi penolakan dari dalam Kuria Roma – perangkat administratif Takhta Suci – terhadap usulannya untuk memangkas anggaran Vatikan.

Dalam pertemuan tertutup akhir tahun lalu, para petinggi Vatikan, termasuk para kardinal senior, menolak pemangkasan anggaran dan menentang keras rencana Paus Fransiskus untuk mencari donasi untuk menutup defisit, menurut dua sumber Reuters.

Lilin, bunga, dan potret Paus Fransiskus diletakkan di patung Yohanes Paulus II di luar rumah sakit Gemelli tempat Paus Fransiskus dirawat, di Roma pada 24 Februari 2025. (Foto: AFP)
Lilin, bunga, dan potret Paus Fransiskus diletakkan di patung Yohanes Paulus II di luar rumah sakit Gemelli tempat Paus Fransiskus dirawat, di Roma pada 24 Februari 2025. (Foto: AFP)

Paus, yang terkenal dengan etos kerja kerasnya, masih tetap memimpin Vatikan dari rumah sakit. Setiap hari, pengumuman penunjukan staf yang membutuhkan persetujuannya tetap berjalan normal.

Selama beberapa tahun, Paus berupaya menambal kekurangan anggaran Vatikan. Sejak 2021, dia terpaksa tiga kali memotong gaji para kardinal dan pada September lalu mendorong agenda "nol defisit."

Namun, upaya Paus tampaknya tidak banyak berdampak.

Meski Vatikan belum merilis laporan anggaran lengkap sejak 2022, laporan terakhir yang disetujui pada pertengahan 2024 mencatat defisit sebesar 83 juta euro (sekitar Rp1,43 triliun), menurut kedua sumber Reuters.

Reuters tidak dapat memverifikasi angka defisit secara independen.

Selama bertahun-tahun, Vatikan tetap beroperasi meski mengalami defisit lewat upaya menyeimbangkan kembali pembukuan dan menarik dividen dari pendapatan investasinya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kesenjangan ini meningkat tajam. Pada 2022, defisit yang dilaporkan mencapai 33 juta euro (sekitar Rp567,6 miliar).

Dua kardinal yang bertanggung jawab atas anggaran Vatikan menolak permintaan wawancara dari Reuters dan tidak mengungkapkan informasi keuangan terbaru. Sementara itu, Vatikan juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Dana Pensiun

Kekhawatiran soal anggaran kian besar seiring meningkatnya beban dana pensiun Vatikan, yang diperkirakan mencapai 631 juta euro atau sekitar Rp10,85 triliun, menurut kepala keuangan Vatikan dalam wawancara pada 2022.

Belum ada data resmi terbaru mengenai angka ini, tetapi beberapa sumber internal mengatakan kepada Reuters bahwa mereka yakin jumlahnya sudah semakin membengkak.

"Masalah anggaran akan memaksa Vatikan mengambil langkah-langkah yang sebenarnya tidak diinginkan," kata Pendeta Tom Reese, seorang Yesuit dan komentator yang menulis tentang keuangan Vatikan.

Paus Fransiskus (kanan) memeluk Kardinal baru Kongo Fridolin Ambongo Besungu setelah menunjuknya dalam Konsistori Publik Biasa untuk pelantikan kardinal baru, pemberian biretta, penyerahan cincin dan pemberian Gelar atau Diakonat, 5 Oktober 2019. (Foto: AFP)
Paus Fransiskus (kanan) memeluk Kardinal baru Kongo Fridolin Ambongo Besungu setelah menunjuknya dalam Konsistori Publik Biasa untuk pelantikan kardinal baru, pemberian biretta, penyerahan cincin dan pemberian Gelar atau Diakonat, 5 Oktober 2019. (Foto: AFP)

Menurutnya, Vatikan mungkin terpaksa membatasi kegiatan amalnya atau mengurangi kehadiran diplomatik di berbagai kedutaan besar di seluruh dunia.

"Paus mungkin harus memangkas perannya secara drastis," kata Reese. "Jika tidak bisa membayar tagihan, maka ruang gerak pun terbatas."

Reuters belum dapat memastikan penyebab pasti meningkatnya defisit anggaran Vatikan. Namun, Vatikan mengalami kerugian besar akibat menurunnya pendapatan pariwisata selama pandemi COVID. Pada Oktober lalu, Paus juga mengusulkan pemotongan anggaran hingga 40 juta euro atau Rp688 miliar untuk operasional media multibahasa Vatikan.

Meskipun Vatikan menjadi pusat gereja Katolik global, tetapi secara umum Vatikan hanya mengelola anggarannya sendiri. Keuangan di tingkat keuskupan dan ordo keagamaan biasanya dikelola secara mandiri.

Dalam pertemuan terakhir yang membahas krisis anggaran, Paus menyarankan agar kantor-kantor Vatikan mencari sumber pendanaan eksternal untuk menutupi defisit atau menghindari pemangkasan staf, menurut dua pejabat yang berbicara kepada Reuters.

Orang-orang berjalan di kala senja di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Kamis, 27 Februari 2025. (Foto: AP/Kirsty Wigglesworth)
Orang-orang berjalan di kala senja di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Kamis, 27 Februari 2025. (Foto: AP/Kirsty Wigglesworth)

Namun, beberapa kardinal mempertanyakan kebijakan ini, khawatir bahwa langkah tersebut bisa menimbulkan konflik kepentingan bagi gereja, kata sumber tersebut. Reuters juga belum dapat memastikan dari mana Paus ingin mendapatkan pendanaan tambahan tersebut.

Reuters tidak bisa memastikan sumber-sumber pendanaan seperti apa yang Paus inginkan agar dimanfaatkan oleh Vatikan. Beberapa orang dalam menduga bahwa yayasan-yayasan Katolik yang kaya di Amerika Serikat dan Eropa—yang umumnya beroperasi secara independen dan menentukan sendiri prioritas pendanaannya—bisa menjadi sumber pendapatan potensial bagi Vatikan.

Komisi tingkat tinggi yang baru, diumumkan pada Rabu, ditugaskan untuk menggalang sumbangan dari umat Katolik awam, konferensi uskup nasional, serta "calon dermawan lainnya."

Pendapat Terbatas

Pada November, Paus menunjuk administrator baru untuk dana pensiun Vatikan dan mengisyaratkan kemungkinan perubahan dalam struktur operasionalnya, meskipun tanpa perincian lebih lanjut. Hingga kini, dana pensiun tersebut belum merilis laporan keuangannya.

Banyak lembaga dana pensiun publik salah memperkirakan usia harapan hidup pensiunan, yang berdampak pada perhitungan anggaran mereka. Pada 1960, harapan hidup rata-rata di Italia adalah 69 tahun, sedangkan pada 2022 meningkat menjadi 83 tahun. Hingga kini, belum jelas apakah Vatikan telah menyesuaikan perhitungannya untuk mengakomodasi perubahan ini.

Sebagai negara mini di Roma, Vatikan memiliki opsi fiskal yang terbatas. Tidak seperti negara lain, Vatikan tidak menerbitkan utang, menjual obligasi, atau memungut pajak. Perjanjian moneter dengan Uni Eropa pada 2010 juga membatasi jumlah koin euro yang dapat diterbitkannya setiap tahun, awalnya ditetapkan sebesar 2,3 juta euro atau sekitar Rp39,56 miliar.

Vatikan, sebagai pusat gereja katolik dunia, memiliki tiga sumber pendapatan utama. Pertama, sumbangan yang diterima melalui dana resmi Paus. Kedua, portofolio investasinya, yang mencakup investasi saham dan lebih dari 5.000 properti, terutama di Italia. Ketiga, pendapatan dari penjualan tiket masuk ke Museum Vatikan.

Pendapatan museum Vatikan anjlok selama pandemi COVID dari 2020 hingga 2022 karena pembatasan wilayah yang berkepanjangan di Italia. Namun, sejak 2023, jumlah pengunjung kembali melonjak.

Paus Fransiskus berdiri saat menyampaikan pesan tradisional Hari Natal Urbi et Orbi kepada kota dan dunia dari balkon utama Basilika Santo Petrus di Vatikan, 25 Desember 2023. (Foto: Media Vatikan/Handout via REUTERS)
Paus Fransiskus berdiri saat menyampaikan pesan tradisional Hari Natal Urbi et Orbi kepada kota dan dunia dari balkon utama Basilika Santo Petrus di Vatikan, 25 Desember 2023. (Foto: Media Vatikan/Handout via REUTERS)

Pada 2024, Vatikan membukukan laba 45,9 juta euro atau sekitar Rp789,48 miliar dari investasinya. Meskipun tidak disebutkan rencana penjualan aset, 35 juta euro atau sekitar Rp602 miliar dari laba tersebut berasal dari peningkatan pengelolaan properti sewa.

Sumbangan untuk Vatikan relatif stabil, rata-rata sekitar 45 juta euro (Rp774 miliar) selama dekade terakhir, dengan lonjakan 74 juta euro (Rp1,27 triliun) pada 2018 dan 66 juta euro (Rp1,13 triliun) pada 2019.

Namun, Ed Soule, profesor bisnis di Universitas Georgetown yang dikelola Yesuit di Washington, khawatir para donatur Katolik kaya mungkin mulai menahan sumbangan jika mereka merasa dana tersebut lebih banyak digunakan untuk menutupi kewajiban pensiun yang defisit daripada untuk membiayai kegiatan amal. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG