Pelatih kesebelasan Yunani Fernando Santos merancang strategi taktis untuk mengalahkan Jerman di perempat final Piala Eropa di tengah kepulan asap. Santos mengatakan pada konferensi pers pada Kamis (21/6) bahwa ia dapat berpikir lebih jernih saat merokok.
Saat ditanya apakah para pemain khawatir dengan kebiasaannya itu, Santos mengatakan tidak.
“Saya merokok karena saya suka. Jika saya sudah tidak suka lagi, saya akan berhenti,” ujar pelatih asal Portugis berusia 57 tahun itu, seperti diberitakan kantor berita Reuters.
“Munkin karena saya terlalu sering berpikir mengenai taktik, saya jadi merokok. Saya harus mencoba menemukan pilihan-pilihan dan taktik yang tepat dan ketika saya merokok saya memiliki waktu lebih untuk merenung. Jadi sekarang Anda mungkin mengerti mengapa saya banyak merokok,” tambahnya.
Yunani tak pernah kalah dalam babak kualifikasi, namun tetap saja banyak yang terkejut ketika tim ini masuk delapan besar setelah mengalahkan Rusia di final Grup A.
Santos mengatakan bahwa pola permainan yang rapi namun minim skor mengambil inspirasi dari tim Yunani pada 2004 yang memenangkan gelar Eropa di bawah pelatih Jerman Otto Rehhagel di Portugis. Ia percaya tim yang sekarang dapat meniru pendahulunya.
“Sama seperti tujuh pelatih sebelumnya yang telah membayangkan kemenangan di final, saya juga berharap yang sama. Jika tidak lebih baik saya berhenti dan pergi memancing saja.
“Tentu saja kami sadar akan kualitas tim Jerman, dan mereka merupakan favorit tidak hanya untuk pertandingan ini tapi juga untuk mendapatkan gelar Piala Eropa. Namun Anda harus saya telah mengatakan bahwa kami ke sini bukan untuk berlibur. Dalam ‘knockout football’, apapun dapat terjadi,” kata Santos.
Saat ditanya apakah para pemain khawatir dengan kebiasaannya itu, Santos mengatakan tidak.
“Saya merokok karena saya suka. Jika saya sudah tidak suka lagi, saya akan berhenti,” ujar pelatih asal Portugis berusia 57 tahun itu, seperti diberitakan kantor berita Reuters.
“Munkin karena saya terlalu sering berpikir mengenai taktik, saya jadi merokok. Saya harus mencoba menemukan pilihan-pilihan dan taktik yang tepat dan ketika saya merokok saya memiliki waktu lebih untuk merenung. Jadi sekarang Anda mungkin mengerti mengapa saya banyak merokok,” tambahnya.
Yunani tak pernah kalah dalam babak kualifikasi, namun tetap saja banyak yang terkejut ketika tim ini masuk delapan besar setelah mengalahkan Rusia di final Grup A.
Santos mengatakan bahwa pola permainan yang rapi namun minim skor mengambil inspirasi dari tim Yunani pada 2004 yang memenangkan gelar Eropa di bawah pelatih Jerman Otto Rehhagel di Portugis. Ia percaya tim yang sekarang dapat meniru pendahulunya.
“Sama seperti tujuh pelatih sebelumnya yang telah membayangkan kemenangan di final, saya juga berharap yang sama. Jika tidak lebih baik saya berhenti dan pergi memancing saja.
“Tentu saja kami sadar akan kualitas tim Jerman, dan mereka merupakan favorit tidak hanya untuk pertandingan ini tapi juga untuk mendapatkan gelar Piala Eropa. Namun Anda harus saya telah mengatakan bahwa kami ke sini bukan untuk berlibur. Dalam ‘knockout football’, apapun dapat terjadi,” kata Santos.