Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa terhadap Rusia karena mendukung separatis di Ukraina timur, dapat dicabut hanya jika perjanjian gencatan senjata antara Ukraina dan pemberontak sepenuhnya dilaksanakan.
Berbicara hari Kamis (8/1) di Berlin dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk, Angela Merkel mengatakan kesepakatan yang ditandatangani di ibukota Belarus Minsk tanggal 5 September lalu harus dilaksanakan "sepenuhnya" sebelum sanksi itu dapat dicabut.
Berdasarkan perjanjian Minsk, kedua pihak menyepakati gencatan senjata, penarikan mundur tentara dan perangkat militer dari wilayah Ukraina timur yang dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia.
Lebih dari 1.300 orang tewas sejak perjanjian gencatan senjata itu ditandatangani. Secara keseluruhan, lebih dari 4.700 orang tewas sejak pihak separatis meluncurkan pemberontakan April lalu.
Kanselir Angela Merkel mengatakan menteri-menteri luar negeri Jerman, Prancis, Rusia dan Ukraina bekerja sama mempersiapkan kemungkinan pertemuan antara para pemimpin empat negara sehubungan krisis Ukraina minggu depan, tetapi kemajuan dalam pembicaraan tingkat menteri akan menentukan apakah pertemuan itu akan terwujud.
Pertemuan empat negara itu untuk sementara dijadwalkan akan diselenggarakan di ibukota Kazakhstan, Astana, tanggal 15 Januari.
Perdana Menteri Yatsenyuk hari Kamis mengatakan Rusia tidak melakukan apa-apa untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian Minsk. Ia juga mengklaim "dinas rahasia" Rusia berada di balik peretasan hari Rabu yang memblokir sementara situs-situs milik kanselir dan parlemen Jerman.
Sebuah kelompok yang menuntut pemutusan hubungan Jerman dengan pemerintah Ukraina mengaku bertanggung jawab atas peretasan itu.