FIFA, perhimpunan sepakbola dunia, telah mengangkat perempuan pertama, Fatma Samba Diouf Samoura dari Senegal, untuk jabatan Sekretaris Jenderal FIFA. Dia bukan hanya perempuan pertama tetapi juga orang yang bukan Eropa yang pertama memegang jabatan yang kuat dalam persepakbolaan dunia itu.
Presiden FIFA Gianni Infantino berharap reputasi Samoura sebagai seorang pembina dan pemimpin tim akan membantu FIFA memperoleh kembali kepercayaan dunia setelah organisasi itu belakangan ini dilanda korupsi dan penyalahgunaan wewenang keuangan.
Presiden FIFA Gianni Infantino memperkenalkan dan mencalonkan Fatma Samoura kepada Kongres FIFA yang ke-66 di Mexico City.
Presiden FIFA Infantino sangat terkesan oleh pengalaman luas, integritas dan prestasi Samoura membina dan memimpin organisasi besar dengan anggaran yang sangat besar pada tingkat internasional. Ia berharap pengalaman Samoura akan melengkapi pengetahuan yang mendalam selama ini mengenai persepakbolaan dunia dalam jajaran pimpinan FIFA.
Samoura akan menggantikan Sekretaris Jenderal yang lama, Jerome Valcke yang sudah dipecat dan dilarang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola selama 12 tahun karena tindakan penyelewengan dalam pembuatan kontrak-kontrak televisi dan penjualan karcis Piala Dunia.
Sebagai Sekretaris Jenderal yang baru, Fatma Samoura masih akan menjalani pemeriksaan kelayakan yang akan dilakukan oleh Komite Peninjauan Kembali yang independen, sebagaimana diharuskan oleh anggaran dasar FIFA. Samoura akan mulai memangku jabatan itu sebelum pertengahan Juni.
Fatma Samoura menanggapi pengangkatannya dengan mengatakan, ”Ini adalah hari yang menggembirakan bagi saya, dan saya mendapat penghormatan untuk memegang peranan sebagai Sekretaris Jenderal FIFA.”
Fatma Samoura yang berusia 54 tahun itu telah bekerja 21 tahun di PBB. Tahun 1995, dia bekerja pada Program Pangan Dunia PBB atau WFP dan diangkat menjadi Direktur WFP di Djibouti dan Kamerun dan juga bekerja di markas-besar WFP di Roma. Dia pernah memimpin banyak operasi darurat dan rumit, antara lain, di Kosovo, Liberia, Nicaragua, Sierra Leone, dan Timor Leste.
Tahun 2007, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengangkatnya sebagai Wakil Koordinator Masalah Kemanusiaan untuk Chad timur. Ini membuatnya sangat terlibat dalam penanggulangan masalah ratusan ribu pengungsi di beberapa kawasan konflik dunia. Dan sekarang ibu tiga orang anak itu memegang jabatan sebagai wakil UNDP atau badan pembangunan PBB dan Koordinator Kemanusiaan di Nigeria. Ia menguasai beberapa bahasa seperti Perancis yang merupakan bahasa pertamanya, juga bahasa Inggris, Spanyol dan Italia. [gp]