SURABAYA, JAWA TIMUR —
Dalam rangka meyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan empat mobil buatan ITS, Jumat (25/4).
Keempat mobil tersebut akan melakukan uji coba perjalanan dalam "Tour De Java Molina (Mobil Listrik Nasional)" dari tanggal 2 hingga 6 Mei 2014 mendatang. Dari empat mobil buatan ITS itu, dua merupakan mobil listrik, satu mobil tenaga matahari, serta satu mobil modifikasi hemat energi.
Dosen Pembimbing Tim Pembuatan Mobil Listrik ITS, Nur Yuniarto mengatakan, mobil karya anak bangsa ini akan menempuh jarak sekitar 800 kilometer dari Jakarta menuju Surabaya melalui jalur selatan pulau Jawa.
“Tournya dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei. Jadi kita diminta menjalankan mobil listrik dari Jakarta menuju ke Surabaya. Kita start dari Jakarta tanggal 2, kemudian Insya Allah akan finish di Surabaya tanggal 6 Mei di Tugu Pahlawan,” kata Nur Yuniarto.
Pemerintah Indonesia sebelumnya menugaskan lima perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan penelitian dan pengembangan model mobil listrik nasional, namun baru ITS yang mampu mewujudkan dalam bentuk fisik mobil tenaga listrik.
Nur Yuniarto mengatakan, pembuatan mobil listrik ini juga mendapat bantuan dari perguruan tinggi di luar negeri dalam hal teknologi, sehingga memungkinkan optimalisasi kemampuan mobil listrik buatan ITS.
“Dari sisi teknologi, mungkin hampir sama ya mobil tua merah dan putih itu. Mobil listrik sama-sama, cuma yang putih ini kita kerjasama dengan Oxford University, jadi mereka memberikan satu unit high performance VLDC motor yang sangat ringan, tetapi dayanya cukup besar yaitu sekitar 100 kw, itu beratnya cuma sekitar 25 kilogram," jelas Nur Yuniarto, Dosen Pembimbing Tim Pembuatan Mobil Listrik ITS.
"Kalau dibandigkan dengan motor VLDC biasa, ini separuhnya beratnya dengan tenaga hampir dua kali lipat dari yang biasanya. Kemudian ada mobil surya disebelah sana, itu menggunakan charging tenaga surya (matahari),” lanjutnya.
Kunci keberhasilan mobil listrik nasional ini menurut Nur Yuniarto terletak pada kemampuan dan daya tahan baterai mobil, sehingga diperlukan strategi pengisian listrik pada baterai mobil agarTour De Java Molina ini berhasil dengan lancar.
Sementara itu, Nur Yuniarto juga menjelaskan bahwa perlu antisipasi dalam menghadapi masalah charging untuk mobil listrik ini. "Butuh energi cukup besar untuk charging, makanya kita kompromikan nanti strategi jalannya seperti apa, setelah kita tahu," paparnya.
Berdasarkan data awal, mobil listrik berwarna merah dan putih produksi ITS ini, sekali charge dapat menempuh jarak sekitar 100 kilometer, tergantung dari kondisi jalan yang dilewatinya. Untuk charge baterainya, tergantung dari energi yang digunakan mobil tersebut. Saat ini, mobil produksi ITS tersebut menggunakan baterai yang dapat digunakan paling cepat sekitar tiga jam.
Untuk Tour de Java Molina ini, tim ITS akan membawa genset sendiri untuk mengisi (charge) baterai. Menurut rencana, Tim mobil listrik ITS akan berhenti di Kota Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, yang akan melakukan pameran serta aneka lomba dengan melibatkan siswa SMA dan SMK setempat.
Masyarakat khususnya civitas akedemika ITS mengapresiasi kerja keras tim mobil listrik, yang telah membuat bangga warga Surabaya serta masyarakat secara umum atas pencapaian pembuatan mobil listrik ini. Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Tri Yogi Yuwono menegaskan tekad dunia pendidikan khususnya ITS, untuk merealisasikan mobil listrik menjadi kebanggaan rakyat Indonesia
“Memang kita betul-betul serius untuk bagaimana mengembangkan ini, untuk menyuguhkan bahwa sesungguhnya kita dalam hal Indonesia secara keseluruhan, kalau diberi kesempatan anak muda kita memang mampu, membuat sesuatu yang bermanfaat. Saya kira ini menjadi pemikiran pemerintah kita kedepan, berani tidak kita merealisasikan mobil listik ini,” kata Tri Yogi Yuwono, Rektor ITS Surabaya.
Keempat mobil tersebut akan melakukan uji coba perjalanan dalam "Tour De Java Molina (Mobil Listrik Nasional)" dari tanggal 2 hingga 6 Mei 2014 mendatang. Dari empat mobil buatan ITS itu, dua merupakan mobil listrik, satu mobil tenaga matahari, serta satu mobil modifikasi hemat energi.
Dosen Pembimbing Tim Pembuatan Mobil Listrik ITS, Nur Yuniarto mengatakan, mobil karya anak bangsa ini akan menempuh jarak sekitar 800 kilometer dari Jakarta menuju Surabaya melalui jalur selatan pulau Jawa.
“Tournya dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei. Jadi kita diminta menjalankan mobil listrik dari Jakarta menuju ke Surabaya. Kita start dari Jakarta tanggal 2, kemudian Insya Allah akan finish di Surabaya tanggal 6 Mei di Tugu Pahlawan,” kata Nur Yuniarto.
Pemerintah Indonesia sebelumnya menugaskan lima perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan penelitian dan pengembangan model mobil listrik nasional, namun baru ITS yang mampu mewujudkan dalam bentuk fisik mobil tenaga listrik.
Nur Yuniarto mengatakan, pembuatan mobil listrik ini juga mendapat bantuan dari perguruan tinggi di luar negeri dalam hal teknologi, sehingga memungkinkan optimalisasi kemampuan mobil listrik buatan ITS.
“Dari sisi teknologi, mungkin hampir sama ya mobil tua merah dan putih itu. Mobil listrik sama-sama, cuma yang putih ini kita kerjasama dengan Oxford University, jadi mereka memberikan satu unit high performance VLDC motor yang sangat ringan, tetapi dayanya cukup besar yaitu sekitar 100 kw, itu beratnya cuma sekitar 25 kilogram," jelas Nur Yuniarto, Dosen Pembimbing Tim Pembuatan Mobil Listrik ITS.
"Kalau dibandigkan dengan motor VLDC biasa, ini separuhnya beratnya dengan tenaga hampir dua kali lipat dari yang biasanya. Kemudian ada mobil surya disebelah sana, itu menggunakan charging tenaga surya (matahari),” lanjutnya.
Kunci keberhasilan mobil listrik nasional ini menurut Nur Yuniarto terletak pada kemampuan dan daya tahan baterai mobil, sehingga diperlukan strategi pengisian listrik pada baterai mobil agarTour De Java Molina ini berhasil dengan lancar.
Sementara itu, Nur Yuniarto juga menjelaskan bahwa perlu antisipasi dalam menghadapi masalah charging untuk mobil listrik ini. "Butuh energi cukup besar untuk charging, makanya kita kompromikan nanti strategi jalannya seperti apa, setelah kita tahu," paparnya.
Berdasarkan data awal, mobil listrik berwarna merah dan putih produksi ITS ini, sekali charge dapat menempuh jarak sekitar 100 kilometer, tergantung dari kondisi jalan yang dilewatinya. Untuk charge baterainya, tergantung dari energi yang digunakan mobil tersebut. Saat ini, mobil produksi ITS tersebut menggunakan baterai yang dapat digunakan paling cepat sekitar tiga jam.
Untuk Tour de Java Molina ini, tim ITS akan membawa genset sendiri untuk mengisi (charge) baterai. Menurut rencana, Tim mobil listrik ITS akan berhenti di Kota Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, yang akan melakukan pameran serta aneka lomba dengan melibatkan siswa SMA dan SMK setempat.
Masyarakat khususnya civitas akedemika ITS mengapresiasi kerja keras tim mobil listrik, yang telah membuat bangga warga Surabaya serta masyarakat secara umum atas pencapaian pembuatan mobil listrik ini. Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Tri Yogi Yuwono menegaskan tekad dunia pendidikan khususnya ITS, untuk merealisasikan mobil listrik menjadi kebanggaan rakyat Indonesia
“Memang kita betul-betul serius untuk bagaimana mengembangkan ini, untuk menyuguhkan bahwa sesungguhnya kita dalam hal Indonesia secara keseluruhan, kalau diberi kesempatan anak muda kita memang mampu, membuat sesuatu yang bermanfaat. Saya kira ini menjadi pemikiran pemerintah kita kedepan, berani tidak kita merealisasikan mobil listik ini,” kata Tri Yogi Yuwono, Rektor ITS Surabaya.