Tautan-tautan Akses

Saksi Mata Gambarkan Serangan Masjid Selandia Baru


Abdul Aziz, seorang penyintas penembakan di masjid berbicara dalam wwancara di Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.
Abdul Aziz, seorang penyintas penembakan di masjid berbicara dalam wwancara di Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.

Ketika penyerang bersenjata itu menuju masjid Linwood, membunuh orang-orang, Abdul Aziz tidak bersembunyi.

Sebaliknya, ia mengambil barang pertama yang bisa ditemukan, mesin kartu kredit, dan berlari keluar berteriak, "Kemari!"

Aziz, usia 48, dianggap pahlawan karena mencegah lebih banyak kematian selama salat Jumat di masjid Linwood di Christchurch setelah mengarahkan penyerang untuk saling kejar sebelum menakut-nakuti penyerang kabur dengan mobilnya.

Laki-laki bersenjata itu menewaskan 49 orang setelah menyerang dua masjid dalam penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern Selandia Baru.

Laki-laki bersenjata itu diyakini telah membunuh 41 orang di masjid Al Noor sebelum mengemudi sekitar 5 kilometer melintasi kota dan menyerang masjid Linwood, dimana ia membunuh tujuh orang lagi.

Satu orang kemudian meninggal di rumah sakit. Pendukung supremasi kulit putih Brenton Tarrant, 28, telah didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan dalam pembantaian itu. Seorang hakim, Sabtu (16/3), mengatakan masuk akal untuk berasumsi dakwaan lebih banyak akan menyusul.

Latef Alabi, penjabat imam masjid Linwood, mengatakan jumlah kematian akan jauh lebih tinggi di masjid Linwood kalau bukan karena Aziz.[my]

XS
SM
MD
LG