WASHINGTON, DC —
Menurut para pakar, jika sebagian bentuk reformasi substansial disahkan menjadi undang-undang, populasi imigrasi mungkin akan tetap beragam, dengan kecenderungan berkelanjutan lebih banyak pendatang dari Amerika Latin, Asia dan Afrika, serta sedikit dari Eropa.
Demetrios Papademetriou adalah Presiden sebuah lembaga kajian imigrasi yang bernama Migration Policy Institute. Ia mengatakan, jika Kongres menyetujui undang-undang reformasi besar-besaran, yang tetap mencakup banyak ketentuan dalam RUU Senat, tren imigrasi belakangan ini tampaknya akan berlanjut dan meningkat.
Demetrios mengatakan, "Jadi, pada akhirnya, yang akan kita lihat adalah migrasi lebih dalam dan lebih luas dari Amerika Latin. Maksud saya, Amerika Tengah dan seluruh belahan bumi itu. Kita mungkin kembali akan melihat migrasi yang lebih dalam dan lebih luas dari Asia. Kita akan melihat persentase migrasi yang jauh lebih besar dari Asia adalah Filipina."
Menurut data Migration Policy Institute, tahun 1960, hampir 75 persen penduduk kelahiran luar negeri di Amerika berasal dari Eropa. Tahun 2011, hanya 12 persen orang kelahiran luar negeri yang tinggal di Amerika berasal dari Eropa, dan hampir 53 persen berasal dari Amerika Latin. Undang-undang Imigrasi tahun 1965 mengakhiri kuota nasional bagi orang yang berasal dari Eropa. Imigrasi dari Afrika meningkat dari 0,4 persen pada tahun 1960 menjadi 4 persen pada tahun 2011.
RUU yang baru disetujui Senat akan memberi visa bagi pekerja terampil, yang dikatakan Papademetriou, mungkin akan menarik banyak orang berbakat dari seluruh dunia, termasuk Eropa.
Menurut Papademetriou, ia percaya menyetujui reformasi imigrasi akan menjadi proses yang panjang dan sulit, tetapi ia optimistis hal itu akan terjadi.
Para pakar mengatakan, terlepas dari apakah reformasi imigrasi disetujui atau tidak, Amerika akan terus menjadi negara yang lebih beragam secara etnis, dan juga ada kecenderungan lebih banyak orang dari kelompok etnis berbeda menikah dan berbaur.
Demetrios Papademetriou adalah Presiden sebuah lembaga kajian imigrasi yang bernama Migration Policy Institute. Ia mengatakan, jika Kongres menyetujui undang-undang reformasi besar-besaran, yang tetap mencakup banyak ketentuan dalam RUU Senat, tren imigrasi belakangan ini tampaknya akan berlanjut dan meningkat.
Demetrios mengatakan, "Jadi, pada akhirnya, yang akan kita lihat adalah migrasi lebih dalam dan lebih luas dari Amerika Latin. Maksud saya, Amerika Tengah dan seluruh belahan bumi itu. Kita mungkin kembali akan melihat migrasi yang lebih dalam dan lebih luas dari Asia. Kita akan melihat persentase migrasi yang jauh lebih besar dari Asia adalah Filipina."
Menurut data Migration Policy Institute, tahun 1960, hampir 75 persen penduduk kelahiran luar negeri di Amerika berasal dari Eropa. Tahun 2011, hanya 12 persen orang kelahiran luar negeri yang tinggal di Amerika berasal dari Eropa, dan hampir 53 persen berasal dari Amerika Latin. Undang-undang Imigrasi tahun 1965 mengakhiri kuota nasional bagi orang yang berasal dari Eropa. Imigrasi dari Afrika meningkat dari 0,4 persen pada tahun 1960 menjadi 4 persen pada tahun 2011.
RUU yang baru disetujui Senat akan memberi visa bagi pekerja terampil, yang dikatakan Papademetriou, mungkin akan menarik banyak orang berbakat dari seluruh dunia, termasuk Eropa.
Menurut Papademetriou, ia percaya menyetujui reformasi imigrasi akan menjadi proses yang panjang dan sulit, tetapi ia optimistis hal itu akan terjadi.
Para pakar mengatakan, terlepas dari apakah reformasi imigrasi disetujui atau tidak, Amerika akan terus menjadi negara yang lebih beragam secara etnis, dan juga ada kecenderungan lebih banyak orang dari kelompok etnis berbeda menikah dan berbaur.