Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova hari Kamis (15/6) mengatakan kebijakan pencegahan nuklir yang diterapkan pemerintahnya murni demi tujuan pertahanan.
Berbicara pada wartawan di sela-sela Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg, Zakharova mengatakan “penggunaan hipotesis senjata nuklir jelas terbatas pada kondisi darurat dalam kerangka yang murni demi tujuan pertahanan.”
Pernyataan itu disampaikannya ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya akan mengerahkan beberapa senjata nuklir taktis ke Belarus bulan depan.
Zakharova mengatakan setelah penghancuran bendungan PLTA Kakhovka 13 Juni lalu, “ketinggian air di waduk Kakhovka di PLTN Zaporizhzhia mencapai 11 meter. Sementara ketinggian air di kolam pendingin PLTN Zaporizhzhia sedianya 16 meter.”
PLTN Zaporizhzhia telah berulangkali terperangkap dalam insiden baku tembak sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari 2022 dan merebut fasilitas tersebut.
Penghancuran bendungan Kakhovka di wilayah Kherson, di bagian selatan Ukraina, yang sebagian besar diduduki Rusia, telah menambah kekhawatiran baru.
Bendungan itu selama ini telah membantu menyimpan air yang mendinginkan reaktor PLTN tersebut.
Zakharova mengklaim Ukraina “secara kasar” telah menolak inisiatif Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membentuk komisi internasional. [em/jm]
Forum