Negara-negara di seluruh dunia pontang-panting menanggapi virus jahat “ransomware”, sementara pemantau keamanan internet mengatakan serangan itu secara tidak proporsional menyasar Rusia.
Perusahaan keamanan siber Rusia, Kaspersky Labs termasuk yang pertama yang mengenali virus yang disebut “Wanna Cry” yang memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows untuk mengenkripsi file tanpa seizin penggunanya.
Sekelompok peretas yang dikenal sebagai “Pialang Bayangan” diyakini mencuri program Badan Keamanan Nasional Amerika bulan April lalu dan menyebarkannya untuk meminta tebusan data pengguna di seluruh dunia untuk mendapatkan keuntungan tunai.
Kaspersky Labs awalnya melaporkan 45 ribu serangan oleh virus itu di lebih dari 70 negara di mana Rusia paling banyak diserang. “Ruang lingkup sasaran dan korban tampaknya jauh lebih besar,” demikian bunyi laporan peringatan Kaspersky.
Dalam beberapa jam perusahaan keamanan internet lainnya mengatakan jumlah komputer yang menjadi target lebih dari 75 ribu komputer di 100 negara. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat. [my/al]