Tautan-tautan Akses

Rusia Tahan Dua Sekutu dari Aktivis Alexei Navalny


Leonid Volkov, salah seorang sekutu dari aktivis Rusia yang kini ditahan Alexei Navalny, berbicara dalam wawancara dengan parlemen Eropa di Strasbourg, pada 14 Desember 2021. (Foto: AFP/ Frederick Florin)
Leonid Volkov, salah seorang sekutu dari aktivis Rusia yang kini ditahan Alexei Navalny, berbicara dalam wawancara dengan parlemen Eropa di Strasbourg, pada 14 Desember 2021. (Foto: AFP/ Frederick Florin)

Rusia telah menahan dua sekutu Alexei Navalny, kata seorang aktivis oposisi terkemuka, pada Selasa (28/12). Ia mengatakan, kedua orang ini dapat menghadapi tuduhan ekstremisme dengan kemungkinan menghadapi hukuman penjara yang lama.

Pihak berwenang Rusia dalam beberapa bulan terakhir telah menindak kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Navalny, 45, yang dikenal sebagai kritikus paling vokal Presiden Vladimir Putin.

Musuh Kremlin itu sedang menjalani hukuman dua setengah tahun penjara karena melanggar pembebasan bersyarat terkait kasus penipuan yang menurut Navalny dipenuhi oleh motif politik.

Pada Juni lalu, pengadilan Rusia memutuskan bahwa yayasan antikorupsi yang dipimpin Navalny adalah kelompok ekstremis. Kemudian, setelah sekutu-sekutu Navalny kembali menghimpun kekuatan dengan membentuk jaringan organisasi baru untuk menghadapi pemilihan parlemen Rusia pada September lalu, pihak berwenang mulai menyelidiki para staf kampanye jaringan tersebut atas tuduhan ekstremisme yang sama.

Menurut Leonid Volkov, sekutu Navalny yang tinggal di pengasingan, melalui aplikasi pesan Telegram, pada Selasa (28/12), penyelidik negara menahan mantan kepala markas besar pemilihan provinsi di kota Tomsk dan Irkutsk untuk diinterogasi. Volkov mengatakan ia telah mencoba membujuk kedua aktivis-- Kseniya Fadeyeva dan Zakhar Sarapulov-- untuk meninggalkan Rusia, sebagaimana yang ia lakukan dan sejumlah pembangkang lain, tetapi mereka menolak.

Komite Investigasi, badan negara yang bertugas menyelidiki kejahatan dan mengajukan tuduhan, menurut kantor berita Reuters, tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar tentang kasus ini.

Navalny diterbangkan ke Jerman tahun lalu untuk perawatan medis setelah menghadapi percobaan pembunuhan dengan cara diracun di Siberia yang dilakukan oleh agen saraf militer Novichok. Pemerintah Rusia telah membantah berada di balik aksi itu dan menolak temuan para ahli. Bantahan Moskow memicu gelombang baru sanksi terhadap Rusia. Rusia menuduh pihak Barat menggelar kampanye kotor untuk merusak nama Rusia. [ab/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG