Tautan-tautan Akses

Rusia Pulihkan Kerjasama Perdagangan dengan Turki


Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat bertemu di KTT G-20 di Antalya,Turki, 16 November 2015 (Foto: dok).
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat bertemu di KTT G-20 di Antalya,Turki, 16 November 2015 (Foto: dok).

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sepakat untuk melangsungkan pertemuan tatap muka pada bulan September di sela-sela KTT G-20 di China.

Rusia dan Turki sepakat untuk melanjutkan kembali kerja sama dalam bidang pariwisata dan perdagangan setelah kedua presiden untuk pertama kalinya berbicara lewat telepon sejak Turki menembak jatuh pesawat Rusia tahun lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pembicaraan lewat telepon selama 40 menit dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Rabu (29/6) mengatakan bahwa Rusia akan memulai pembicaraan dengan Turki mengenai melanjutkan kembali hubungan perdagangan dan ekonomi.

"Saya ingin memberitahu bahwa setelah surat presiden Turki kepada kami, kami memutuskan untuk memulai proses normalisasi hubungan dengan mitra kami Turki, terkait hubungan bilateral saya ingin memulai dengan pariwisata, meskipun ini terjadi pada saat sel-sel teroris makin aktif tapi kami mencabut larangan-larangan administratif di bidang ini," ujar Putin.

Putin juga mengecam serangan “keji” di bandara Ataturk, Istanbul hari Selasa (28/6) dan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Turki.

Putin dan Erdogan sepakat untuk bertemu pada bulan September mendatang di sela-sela KTT G20 di China.

Sebelumnya minggu ini, surat yang menyampaikan penyesalan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bertepatan pihak berwenang Turki membuka kembali penyelidikan polisi terhadap seorang laki-laki Turki yang dituduh Rusia menembak dan membunuh pilotnya ketika ia meluncur dengan parasut dari pesawatnya yang ditembak jatuh.

Sampai sekarang Erdogan membela keras penembakan pesawat pengebom Rusia itu, yang dituduh Ankara melanggar wilayah udara Turki ketika beroperasi dari pangkalan udara Suriah.

Kolumnis hubungan diplomatik, Semih Idiz dari harian Cumhuriyet dan situs Al Monitor mengatakan presiden Turki itu menanggapi sanksi-sanksi politik dan ekonomi Rusia terhadap Turki setelah penembakan jatuh pesawat pengebom itu.

Sanksi-sanksi itu termasuk larangan impor bahan makanan Turki dan wisatawan Rusia yang berkunjung ke Turki. [my/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG