Rusia hari Minggu (20/2) memperpanjang latihan militernya di Belarus, perbatasan utara Ukraina, setelah dua hari penembakan berkelanjutan di Ukraina timur antara separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina.
Latihan dengan pasukan Belarus itu dijadwalkan berakhir Minggu tetapi diperpanjang sementara Presiden Rusia Vladimir Putin unjuk kekuatan dengan mengerahkan sekitar 150.000 tentara di perbatasan Ukraina, disertai latihan angkatan laut di Laut Hitam di selatan Ukraina.
Dalam acara TV CNN "State of the Union," Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken mengatakan bahwa peningkatan tajam jumlah tentara Rusia yang dikerahkan dalam beberapa pekan ini, serangan siber terhadap kementerian pertahanan Ukraina dan bank-bank besar pekan lalu dan kini meletusnya pertempuran baru di Ukraina timur yang menewaskan dua tentara Ukraina, menandakan bahwa Rusia “tetap pada rencananya, melancarkan perang berskala besar.
Separatis di Ukraina timur mengklaim tetapi dibantah oleh Ukraina bahwa pasukan Ukraina merencanakan serangan di sana.
Pada Konferensi Keamanan Munchen yang berlangsung akhir pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mempertanyakan mengapa Amerika dan sekutu Baratnya belum melakukan janjinya, menjatuhkan sanksi ekonomi yang cepat dan keras terhadap Rusia jika menyerang Ukraina.
Blinken mengatakan, “Sampai tank-tank bergerak” dan rudal diluncurkan, para pemimpin Barat akan “mencoba melakukan segalanya untuk mencegah Putin “melakukan keputusannya.”
Pada acara “Face the Nation” di TV CBS News, duta besar Rusia untuk Amerika, Anatoly Antonov, mengatakan, “Tidak ada rencana” invasi. Dia mengatakan Rusia “berhak menempatkan pasukan di tempat yang kami inginkan di wilayah Rusia.”[ka/lt]