Lavrov dan Tillerson berbicara melalui telepon Rabu malam (30/8), beberapa jam setelah Presiden Amerika Donald Trump mengeluarkan cuitan di Twitter bahwa “berbicara bukanlah jawaban” kalau menyangkut urusan berhadapan dengan Korea Utara.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Rabu malam (30/8) bahwa Lavrov dan Tillerson mengecam Korea Utara karena menembakkan rudal balistik jarak menengah yang melewati Jepang awal pekan ini dan menyerukan diadakannya dialog.
Lavrov memberitahu Tillerson bahwa Rusia mendesak semua pihak agar menghindari solusi militer bagi krisis itu dan menambahkan bahwa Moskow menganggap sanksi-sanksi baru terhadap Korea Utara akan “kontra-produktif dan berbahaya.” [uh/ab]