Tautan-tautan Akses

Rusia Diduga Tembaki Pengungsi dalam Proses Evakuasi Korban Banjir di Kherson


Petugas evakuasi bergegas membantu warga yang terluka akibat serangan yang diduga dilancarkan pasukan Rusia dalam proses evakuasi warga dari banjir di wilayah Kherson, Ukraina, pada 11 Juni 2023. (Foto: AP)
Petugas evakuasi bergegas membantu warga yang terluka akibat serangan yang diduga dilancarkan pasukan Rusia dalam proses evakuasi warga dari banjir di wilayah Kherson, Ukraina, pada 11 Juni 2023. (Foto: AP)

Sedikitnya tiga orang tewas dan 23 lainnya mengalami luka-luka ketika pasukan Rusia menembaki warga lansia saat mereka dievakuasi dengan perahu kecil dari daerah banjir di Kherson, kata seorang pejabat regional Ukraina, Minggu (11/6).

Ukraina menuduh bahwa pasukan Rusia berusaha menggagalkan operasi penyelamatan.

“Hari ini, teroris melepaskan tembakan ke tiga perahu yang digunakan untuk menyelamatkan orang-orang dari tepi timur sungai yang banjir,” kata gubernur wilayah Kherson yang ditunjuk Ukraina, Oleksander Prokudin, di televisi Ukraina.

Dalam pidato video malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan Rusia di jalur evakuasi bagi warga sipil yang melarikan diri dari daerah banjir.

“Itu adalah evakuasi dari Kardashynka, sebuah desa di tepi kiri wilayah Kherson. … Para penjajah menciptakan bencana ini dengan meledakkan sebuah bendungan, meninggalkan orang-orang di kota dan desa yang dilanda banjir, dan kemudian menembaki perahu yang mencoba membawa mereka pergi,” katanya.

Pasukan Rusia mengumumkan karantina di kota Hola Prystan yang diduduki Rusia di wilayah Kherson, memblokir bantuan kemanusiaan apa pun kepada orang-orang di sana. “Kota ini diblokir. Rusia menutup semua pintu masuk dan keluar,” kata kepala administrasi militer kota itu, Svitlana Linnyk. “Saya belum tahu apakah pengiriman air minum dan makanan akan diatur.”

Sebelumnya pada hari yang sama, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar menuduh bahwa bendungan Kakhovka diledakkan oleh pasukan Rusia untuk mencegah serangan Ukraina di wilayah selatan Kherson.

“Dengan menghancurkan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, pemimpin Rusia mencoba mengalihkan sebagian kekuatan dan sumber daya Angkatan Pertahanan Ukraina untuk mencegah bencana buatan manusia, sehingga tidak mungkin membebaskan wilayah-wilayah yang diduduki Rusia di tepi kiri sungai di Kherson,” katanya di Telegram.

Maliar menambahkan bahwa langkah Rusia itu juga dimaksudkan untuk memfasilitasi pengerahan tentara cadangan Rusia ke daerah Zaporizhzhia dan Bakhmut, sambil mencegah pasukan Ukraina mengirim tentara cadangan untuk penugasan ke wilayah Kherson.

Hancurnya bendungan itu menyebabkan banjir besar yang menggenangi kota dan desa. Warga masih terjebak di daerah banjir sementara rumah-rumah tersapu air yang deras.

Ukraina dan Rusia saling tuduh atas penghancuran bendungan yang telah berada di bawah pendudukan Rusia sejak minggu-minggu awal invasi Rusia pada Februari tahun lalu itu.

Dalam sebuah cuitan di Twitter pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya “akan melakukan segalanya untuk menjamin kehidupan masyarakat, bahkan setelah bencana ini.” Selagi menuduh Rusia melakukan kehancuran itu, dia mengatakan, “setiap teroris hanya mengandalkan beberapa bentuk hasil untuk dirinya sendiri: penderitaan orang lain, intimidasi terhadap orang lain, dan meninggalkan kehancuran. Persis seperti inilah tindakan Rusia dalam kasus ini.”

Sedikitnya 700.000 orang membutuhkan air minum setelah hancurnya bendungan Kakhovka di Ukraina, kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Martin Griffiths. [lt/jm/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG